"Indonesia kini mulai memasuki aging population, masyarakatnya mulai menua," kata Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kemenkes RI Nida Rohmawati dalam taklimat media menjelang Pameran Kesehatan Lansia Internasional Indonesia (Senior Expo) di Jakarta, Kamis.
Indonesia sendiri, katanya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2023 memiliki hampir 12 persen penduduk lansia.
"Artinya masyarakat kita mulai menua. Dulu -diagramnya- terlihat seperti piramida, dari yang tertua paling sedikit, hingga termuda paling banyak. Sekarang sudah mulai bergeser menjadi seperti vas bunga," ujarnya.
Hal tersebut, kata Nida, juga meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia, dari sebelumnya 68,2 tahun pada 2022 menjadi 74 tahun pada saat ini, yang juga menandakan kian membaiknya akses kesehatan di Indonesia
Meski demikian, lanjutnya, torehan tersebut bukan tanpa catatan. Ia menyebut pada usia harapan hidup 68 tahun, masyarakat lansia Indonesia pada umumnya hanya mengalami masa sakit sebelum meninggal selama 8 tahun, yang angkanya lebih kecil dibandingkan era sekarang yang memiliki angka harapan hidup hingga 74 tahun, dengan masa sakit sebelum meninggal pada umumnya selama 11 tahun.
"Meskipun hidupnya tambah lama, tapi juga tambah menderita. Berusia panjang, tapi sakit-sakitan, itu yang kita cegah sekarang," tegasnya.
Karena itu, Nida menyatakan Kemenkes telah berupaya dalam meningkatkan taraf hidup para lansia, agar selain berusia panjang, para lansia juga memiliki kualitas hidup yang baik.
Salah satunya, kata dia, melalui Program Puskesmas Santun Lansia, yang melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pra-lansia dan lansia yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang merupakan bagian dari transformasi kesehatan yang dilalukan oleh Kemenkes RI.
Kepada masyarakat, Nida berpesan untuk merawat para lansia dengan baik, karena jika diperlakukan dengan baik, para lansia juga bisa menjadi produktif sebagaimana masyarakat pada umumnya.