Partikel abu vulkanik Kelud berpotensi cemari sumur
16 Februari 2014 15:38 WIB
Prambanan Diselimuti Abu Vulkanik Seorang petugas berada di komplek Candi Prambanan yang diselimuti abu vulkanik di Sleman, Yogyakarta, Jumat (14/2). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko ()
Yogyakarta (ANTARA News) - Abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud masih terus menyelimuti Kota Yogyakarta berpotensi mencemari air sumur selain menurunkan kualitas udara di wilayah tersebut.
"Abu vulkanik bisa saja masuk ke sumur warga yang menyebabkan air menjadi keruh sehingga kurang layak dikonsumsi. Warga perlu tetap mewaspadai partikel abu vulkanik yang masih beterbangan di udara," kata Kepala Seksi Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Peter Lawoasal di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, warga perlu menutup sumur yang masih terbuka sehingga tidak mudah terkontaminasi abu vulkanik.
Apabila sumur terlanjur tercemar abu sehingga keruh, warga dapat melaporkannya ke BLH Kota Yogyakarta melalui telepon di nomor (0274) 515865.
"Petugas yang nanti akan datang dan memberikan tawas serta kapur ke sumur. Air pasti akan jernih kembali dan bisa dikonsumsi," katanya yang menyebut sampai saat ini belum ada laporan mengenai sumur keruh.
Peter menyebut, partikel debu yang terkandung di udara Kota Yogyakarta sudah melebihi ambang batas normal. Apabila ambang batas partikel debu adalah 250 mikrogram, maka hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud meningkatkan kandungan partikel debu hingga lebih dari empat kali lipatnya.
"Saat erupsi Merapi 2010, kandungan partikel debu hanya satu kali di atas ambang batas normal. Kali ini sampai empat kali lipatnya," katanya.
Ia menambahkan, tingginya kandungan partikel debu tersebut cukup berbahaya bagi kesehatan karena ukuran partikel yang sangat kecil sehingga mudah terhirup.
"Partikel juga mengandung kadar silika yang tinggi. Jika dilihat di bawah mikroskop, partikel tersebut sangat tajam seperti kaca," katanya yang meminta masyarakat tetap mengenaka masker.
Peter mengatakan, hujan deras dapat menghilangkan kandungan partikel debu di udara sehingga kualitas udara di Kota Yogyakarta bisa membaik.
"Selain membantu membersihkan jalan-jalan utama dengan air, kami juga menyiram tanaman sehingga daunnya terbebas dari debu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Sugeng Prianto mengatakan, sudah mendistribusikan sekitar 5.000 kantong pasir ke wilayah.
"Kantong pasir tersebut ditujukan untuk mendukung gerakan satu orang satu kantong saat membersihkan tumpukan abu vulkanik sehingga tidak masuk drainase," katanya.
"Abu vulkanik bisa saja masuk ke sumur warga yang menyebabkan air menjadi keruh sehingga kurang layak dikonsumsi. Warga perlu tetap mewaspadai partikel abu vulkanik yang masih beterbangan di udara," kata Kepala Seksi Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Peter Lawoasal di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, warga perlu menutup sumur yang masih terbuka sehingga tidak mudah terkontaminasi abu vulkanik.
Apabila sumur terlanjur tercemar abu sehingga keruh, warga dapat melaporkannya ke BLH Kota Yogyakarta melalui telepon di nomor (0274) 515865.
"Petugas yang nanti akan datang dan memberikan tawas serta kapur ke sumur. Air pasti akan jernih kembali dan bisa dikonsumsi," katanya yang menyebut sampai saat ini belum ada laporan mengenai sumur keruh.
Peter menyebut, partikel debu yang terkandung di udara Kota Yogyakarta sudah melebihi ambang batas normal. Apabila ambang batas partikel debu adalah 250 mikrogram, maka hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud meningkatkan kandungan partikel debu hingga lebih dari empat kali lipatnya.
"Saat erupsi Merapi 2010, kandungan partikel debu hanya satu kali di atas ambang batas normal. Kali ini sampai empat kali lipatnya," katanya.
Ia menambahkan, tingginya kandungan partikel debu tersebut cukup berbahaya bagi kesehatan karena ukuran partikel yang sangat kecil sehingga mudah terhirup.
"Partikel juga mengandung kadar silika yang tinggi. Jika dilihat di bawah mikroskop, partikel tersebut sangat tajam seperti kaca," katanya yang meminta masyarakat tetap mengenaka masker.
Peter mengatakan, hujan deras dapat menghilangkan kandungan partikel debu di udara sehingga kualitas udara di Kota Yogyakarta bisa membaik.
"Selain membantu membersihkan jalan-jalan utama dengan air, kami juga menyiram tanaman sehingga daunnya terbebas dari debu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Sugeng Prianto mengatakan, sudah mendistribusikan sekitar 5.000 kantong pasir ke wilayah.
"Kantong pasir tersebut ditujukan untuk mendukung gerakan satu orang satu kantong saat membersihkan tumpukan abu vulkanik sehingga tidak masuk drainase," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: