Moskow (ANTARA) - Penguatan misi aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mengoordinasikan bantuan ke Ukraina tidak akan membuat aliansi menjadi pihak dalam konflik, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sebagaimana dikutip Sputnik, Rabu. "Keputusan ini (untuk mengoordinasikan pelatihan dan pengiriman bantuan ke Ukraina) tidak akan membuat NATO menjadi pihak dalam konflik tetapi akan membantu Ukraina mempertahankan haknya untuk membela diri," kata Stoltenberg dalam konferensi pers seusai hari pertama KTT NATO di Washington, Amerika Serikat.

Dia juga mengatakan tidak tahu kapan misi untuk mengoordinasikan dukungan militer kepada Ukraina itu akan diluncurkan.

"Saya tidak bisa memberi tahu Anda dengan pasti kapan, tetapi ini akan segera terjadi dan kami sangat siap untuk mengambil alih tanggung jawab," katanya.

Sebelumnya, Stoltenberg mengatakan negara-negara anggota NATO telah memutuskan untuk membentuk misi untuk mengoordinasikan bantuan militer kepada Ukraina dan melatih personel militer Ukraina.

Menurut Stoltenberg, misi tersebut akan melibatkan sekitar 700 personel.

Baca juga: Komunike NATO: Jalan Ukraina jadi anggota aliansi tak dapat dibendung

"Kami akan mendirikan pusat komando NATO untuk Ukraina guna memfasilitasi dan memastikan pelatihan dan pengiriman bantuan keamanan kepada Ukraina, akan ada 700 personel, yang akan mengambil alih banyak hal yang telah dilakukan AS sejauh ini dalam memimpin koordinasi bantuan keamanan dan pelatihan, komando besar di Wiesbaden di Jerman," kata kepala NATO itu pada acara sebelumnya.

Rusia telah melakukan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk "melindungi orang-orang yang menjadi sasaran genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun".

Menurut Putin, tujuan akhir dari operasi tersebut adalah untuk membebaskan Donbas dan menciptakan kondisi yang menjamin keamanan Rusia.

Rusia sebelumnya mengirim catatan kepada NATO menyoal pasokan senjata ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan setiap kargo yang berisi senjata untuk Ukraina akan menjadi sasaran yang sah bagi Rusia.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Stoltenberg: NATO tidak boleh biarkan Rusia menang konflik Ukraina

Baca juga: Dukungan NATO untuk militerisasi Kiev akibatkan krisis keamanan Eropa