Denpasar (ANTARA News) - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tanjung mengatakan bahwa hanya PDIP yang menjadi saingan terberat partai politik berlambang pohon beringin itu pada Pemilihan Umum Legislatif 9 April 2014.

"Lembaga survei yang mengatakan jika Golkar mendapat tempat teratas, tetapi lembaga survei lainnya menempatkan PDIP teratas. Dua partai ini saling kejar mengejar, dan Golkar harus bekerja keras untuk merebut suara terbanyak," katanya pada acara pembekalan "Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar" di Sanur, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan berbagai lembaga survei independen menyebutkan kedua partai tersebut saling kejar. Saat ini, elektabilitas Partai Golkar sudah sangat baik, sedangkan PDIP terus membayang-bayangi.

Akbar Tanjung mengatakan bahwa PDIP menjadi saingan utama Partai Golkar karena beberapa alasan, antara lain soal kemenangan PDIP di beberapa provinsi di Indonesia seperti DKI, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kemenangan ini sangat berdampak pada elektabilitas partai. Apalagi di DKI Jakarta dan Jateng, karena kedua daerah ini bisa memberikan citra bagi PDIP," ujarnya.

Selain itu, katanya, tampilnya beberapa figur muda di PDIP, seperti Jokowi dan Ganjar Pranowo yang bisa membangun citra dan meningkatkan elektabilitas PDIP.

Berhadapan dengan hal-hal seperti itu, katanya, Partai Golkar harus mampu meningkatkan elektabilitas partai dan meraih suara sebanyak-banyaknya pada pemilihan mendatang.

Ia mengatakan bahwa Partai Golkar masih memiliki tokoh-tokoh muda yang bisa diandalkan.

Dia mengatakan bahwa PDIP menjadi saingan terberat Partai Golkar karena target Golkar pada Pemilu Legislatif 2014 sangat besar.

Bila pada 2009, Partai Golkar hanya meraih 14,5 persen, maka pada 2014 menargetkan suara lebih dari 30 persen.

Tentu saja, katanya, target itu tidak muluk-muluk karena elektabilitas Golkar yang terus meningkat.

Bila dikonversikan, maka dalam Pemilu Legislatif 2014, Partai Golkar harus meraih 45 juta suara.

"Ini kerja berat bagi partai berlambang pohon beringin. Makanya dalam waktu yang tersisa ini harus fokus pada perolehan suara pemilu legislatif, minimal harus meraih 25 persen kursi di DPR-RI," katanya.