Manado (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendatangkan sebanyak 750 ekor ternak babi dari Provinsi Bali untuk menjaga stabilitas harga daging babi di daerah tersebut.
"Pak Gubernur memikirkan langkah ini agar jangan sampai harga daging babi menyebabkan inflasi naik," ujar Wagub Sulut Steven OE Kandouw di Manado, Kamis.
Dia mengatakan sehabis wabah 'African Swine Fever' (ASF) potensi daging babi di provinsi ujung utara Sulawesi tersebut hilang hingga 70 persen.
"Setelah dipikir-pikir, dilihat dan dikomparasi dengan daerah lain, gubernur mengambil keputusan, memfasilitasi mengambil daging babi dari Bali. Kualitasnya bagus ditambah dengan ongkos kirim, masih jauh lebih murah dari harga pasar Rp120 ribu per kilogramnya," sebut Wagub.
Wakil Gubernur khawatir apabila tidak ada langkah antisipasi yang dilakukan maka harga daging babi akan menyentuh harga Rp200 ribu per kilogramnya.
Baca juga: Pemprov Sulut identifikasi penyebab keterlambatan penyaluran pupuk
Baca juga: Balai Karantina Sulut perketat pemeriksaan DOC cegah penularan AI
"Mendatangkan stok babi dari Bali adalah langkah antisipasi menjelang pengucapan syukur, hari Natal dan tahun baru. Pak Gubernur berani mengambil langkah antisipasi tersebut," ujarnya.
Wagub yakin inisiatif Gubernur Olly Dondokambey mendatangkan ternak babi dari Bali dapat menjaga pasokan dan ketersediaan dan menstabilkan harga.
"Kami berharap hal hal problem solver seperti ini terus menjadi mindset kita semua di Sulut," harapnya.
Sebanyak 750 ekor ternak babi yang didatangkan dari Bali tersebut terdiri atas babi potong sebanyak 500 ekor dan indukan sebanyak 250 ekor.
Baca juga: DJPb: Realisasi Pendapatan Negara di Sulut mencapai 40,73 persen
Baca juga: Karantina pastikan puluhan ton kelapa parut Sulut siap ekspor
Sulut datangkan 750 ekor ternak babi dari Bali jaga kestabilan harga
11 Juli 2024 13:24 WIB
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven OE Kandouw. ANTARA/Karel A Polakitan
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: