New York (ANTARA News) - Menghangatnya laut yang konon akibat perubahan iklim membawa ancaman bagi ikan yang hidup di dekat khatulistiwa.

Peneliti di Australia mengamati reaksi enam spesies ikan tropis terhadap suhu laut yang meningkat 2-3 derajat Celsius di habitat mereka.

Hasil penelitian mereka menunjukkan semakin hangat suhu, semakin sulit ikan berenang, mencari makan, menghindari predator, dan bereproduksi.

"Organisme yang hidup di garis lintang ekstrem dekat ekuator umumnya lemah terhadap suhu karena mereka berevolusi dalam suhu yang tidak banyak turun-naik," kata Jodie Rummer, peneliti dari James Cook University, Queensland, seperti yang dikutip dari LiveScience.

Salah satu spesies yang tidak disebutkan dalam penelitian itu, bahkan tidak dapat bertahan di suhu 34 derajat Celsius.

"Kami duga, ketika laut menghangat di area dekat khatulistiwa, ikan ini akan kehilangan kemampuannya bila tidak beradaptasi, normalnya naik-turun suhu itu 2-3 derajat Celcius setiap tahun tapi kini semakin besar perubahannya," kata Rummer.

Ikan yang diteliti umumnya berada di suhu 29-31 derajat Celsius.

Peneliti melihat perilaku ikan-ikan tersebut dengan menambah suhu air secara bertahap menjadi 33 dan 34 derajat Celsius.

Setelah beberapa pekan, peneliti mengukur kadar konsumsi oksigen ikan tersebut ketika mereka diam dan berenang.

Tim peneliti menemukan bahwa suhu yang lebih hangat membuat ikan lebih sulit berenang serta sulit istirahat.

"Di air yang hangat, mereka memerlukan lebih banyak energi untuk bertahan," katanya.

Bila ikan tidak beradaptasi, mereka cenderung akan pindah ke area lain yang tidak begitu hangat.

Perpindahan itu dapat mempengaruhi populasi manusia yang hidup di sekitar perairan tersebut.