Yogyakarta (ANTARA News) - Objek Wisata Keraton Yogyakarta ditutup sementara bagi wisatawan karena kondisinya masih kotor tertutup tebaran abu vulkanik letusan Gunung Kelud di Jawa Timur.

Pantauan Antara, Sabtu, sejumlah abdi dalem "Prajurit Biru" didukung para relawan masih melakukan pembersihan di kawasan wisata keraton itu.

"Debu masih bertebaran tidak mungkin kami buka karena justru akan membahayakan wisatawan. Sekarang masih bersih-bersih dulu," kata seorang abdi dalem keraton, Raden Handoko Pawoko di Yogyakarta.

Menurut Handoko, baik di halaman luar maupun dalam rata-rata ketebalan debu masih mencapai satu centimeter, sehingga belum mungkin untuk dibuka bagi umum.

"Semua regol (pintu masuk) keraton masih kami tutup dan tidak menerima wisatawan," kata dia.

Terkait kapan objek wisata itu akan dibuka kembali, menurut dia, masih menunggu keputusan dari keluarga Keraton.

"Selain menunggu halaman Keraton memungkinkan bagi wisatawan, kami juga masih menunggu keputusan dari keluarga dalem untuk membuka kembalinya," katanya.

Menurut dia, pada hari-hari normal kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara rata-rata sebanyak 2.000 hingga 4.000 orang perhari.

"Dari tadi pagi sudah ada yang datang baik perorangan maupun rombongan tapi kecele dan balik pulang," katanya.

Seorang wisatawan mancanegara yang berniat masuk objek wisata itu, Paul, mengaku penasaran saja terhadap kondisi keraton. Ia memahami kebijakan penutupan keraton karena kondisi yang belum memungkinkan akibat banyak abu vulkanik.

"Saya kebetulan saja masih ada di Yogyakarta dan menyempatkan mampir ke Keraton, karena belum bisa kembali pulang disebabkan bandara ditutup," kata wisatawan asal Prancis itu.