Kenali gunung berapi dan penyebab letusan
10 Juli 2024 20:36 WIB
Ilustrasi - Seorang pengendara sepeda motor berkendara dengan latar Gunung Marapi tengah mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari kawasan Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (15/6/2024). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Jakarta (ANTARA) - Gunung berapi atau gunung api, dapat didefinisikan sebagai struktur geologi yang terbentuk oleh akumulasi magma dan batuan cair yang panas di bawah permukaan bumi.
Ketika tekanan di dalam bumi meningkat magma akan naik melalui celah atau lubang – lubang yang ada dalam kerak bumi, proses ini sering dinamai letusan gunung api.
Letusan gunung api terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Ketika gunung berapi meletus magma yang terkandung di dalamnya akan keluar sebagai lava, lava ini dapat berubah menjadi lahar setelah mengalir dan bercampur dengan material-material di permukaan bumi.
Letusan gunung api tidak hanya mengeluarkan lava, tetapi juga gas dan abu vulkanik yang biasanya berdampak di sekitar lereng gunung berapi.
Abu vulkanik, juga dapat membentuk awan panas yang sangat berbahaya, salah satunya terhadap penerbangan pada pesawat. Apabila terkena abu vulkanik, mesin dan turbin pesawat bisa rusak.
Abu vulkanik juga memiliki dampak yang cukup luas dan serius terhadap kesehatan manusia, infrastruktur, pertanian, dan lingkungan secara keseluruhan.
Gunung berapi dapat mengalami fase selama masa hidupnya. Mulai dari aktif, gunung berapi bisa berubah menjadi fase setengah aktif atau istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Namun, gunung berapi juga dapat beristirahat dalam jangka waktu yang sangat panjang, bahkan ribuan tahun sebelum ada kemungkinan untuk aktif kembali.
Berikut ini beberapa penyebab terjadinya gunung meletus yang disebabkan oleh aktivitas di dalam bumi seperti:
1. Gerakan lempeng tektonik
Gunung meletus terjadi karena lempeng-lempeng bumi saling bertabrakan atau bertumpang tindih, menciptakan tekanan besar yang mendorong magma ke permukaan bumi.
Ini mengakibatkan berbagai gejala tektonik dan bisa memicu gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi di gunung berapi.
2. Tekanan gas
Gas-gas yang terperangkap di dalam magma dapat menyebabkan tekanan yang cukup besar untuk mendorong magma ke permukaan. Apabila magma mengalami sumbatan di saluran kawahnya, ini dapat menyebabkan ledakan besar yang disebut letusan gunung berapi.
Letusan ini dipengaruhi oleh tekanan dan volume magma yang ada. Semakin besar tekanan dan volume magma, semakin kuat ledakan yang dapat terjadi. Dampak dari letusan gunung berapi ini bisa sangat besar dan berpotensi berbahaya.
3. Gempa vulkanik
Gempa vulkanik juga bisa menyebabkan gunung meletus akibat aktivitas magma di dalam gunung berapi.
Jika aktivitas kegempaan vulkanik meningkat dan berlangsung secara berulang, ini bisa menjadi tanda akan meletusnya gunung berapi.
Baca juga: Badan Geologi: Warna Danau Kelimutu, ada aktivitas magma di kawah
Baca juga: Gunung Semeru erupsi dengan letusan teramati hingga 1 km
Ketika tekanan di dalam bumi meningkat magma akan naik melalui celah atau lubang – lubang yang ada dalam kerak bumi, proses ini sering dinamai letusan gunung api.
Letusan gunung api terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Ketika gunung berapi meletus magma yang terkandung di dalamnya akan keluar sebagai lava, lava ini dapat berubah menjadi lahar setelah mengalir dan bercampur dengan material-material di permukaan bumi.
Letusan gunung api tidak hanya mengeluarkan lava, tetapi juga gas dan abu vulkanik yang biasanya berdampak di sekitar lereng gunung berapi.
Abu vulkanik, juga dapat membentuk awan panas yang sangat berbahaya, salah satunya terhadap penerbangan pada pesawat. Apabila terkena abu vulkanik, mesin dan turbin pesawat bisa rusak.
Abu vulkanik juga memiliki dampak yang cukup luas dan serius terhadap kesehatan manusia, infrastruktur, pertanian, dan lingkungan secara keseluruhan.
Gunung berapi dapat mengalami fase selama masa hidupnya. Mulai dari aktif, gunung berapi bisa berubah menjadi fase setengah aktif atau istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Namun, gunung berapi juga dapat beristirahat dalam jangka waktu yang sangat panjang, bahkan ribuan tahun sebelum ada kemungkinan untuk aktif kembali.
Berikut ini beberapa penyebab terjadinya gunung meletus yang disebabkan oleh aktivitas di dalam bumi seperti:
1. Gerakan lempeng tektonik
Gunung meletus terjadi karena lempeng-lempeng bumi saling bertabrakan atau bertumpang tindih, menciptakan tekanan besar yang mendorong magma ke permukaan bumi.
Ini mengakibatkan berbagai gejala tektonik dan bisa memicu gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi di gunung berapi.
2. Tekanan gas
Gas-gas yang terperangkap di dalam magma dapat menyebabkan tekanan yang cukup besar untuk mendorong magma ke permukaan. Apabila magma mengalami sumbatan di saluran kawahnya, ini dapat menyebabkan ledakan besar yang disebut letusan gunung berapi.
Letusan ini dipengaruhi oleh tekanan dan volume magma yang ada. Semakin besar tekanan dan volume magma, semakin kuat ledakan yang dapat terjadi. Dampak dari letusan gunung berapi ini bisa sangat besar dan berpotensi berbahaya.
3. Gempa vulkanik
Gempa vulkanik juga bisa menyebabkan gunung meletus akibat aktivitas magma di dalam gunung berapi.
Jika aktivitas kegempaan vulkanik meningkat dan berlangsung secara berulang, ini bisa menjadi tanda akan meletusnya gunung berapi.
Baca juga: Badan Geologi: Warna Danau Kelimutu, ada aktivitas magma di kawah
Baca juga: Gunung Semeru erupsi dengan letusan teramati hingga 1 km
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: