704 titik panas Sumatera, terbanyak Riau
15 Februari 2014 11:27 WIB
Petugas Manggala Agni melihat kondisi sebelum memadamkan api yang membakar kawasan hutan gambut di Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (13/2). Sulitnya medan yang terbakar dan sumber air, membuat sejumlah petugas kesulitan untuk memadamkan api. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan Satelit Terra dan Aqua, Sabtu pagi, mendeteksi kemunculan titik panas (hotspot) di daratan Sumatera meningkat pesat dari 108 menjadi 704 titik.
"Terbanyak tetap berada di Riau, 611 titik. Jumlah ini juga meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya terdeteksi 53 titik kemarin," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami, di Pekanbaru.
Titik panas atau hotspot pendeteksian satelit diindikasi peristiwa kebakaran lahan atau hutan. Titik panas, menurut ahli, baru dapat dikatakan sebagai titik api jika telah terbukti memang suatu kebakaran lahan.
Untuk Sumatera, demikian Sanya, titik panas tersebar di lima provinsi lain (selain Riau), seperti Sumatera Utara terdeteksi ada sebanyak 64 titik.
Kemudian, lanjut kata Sanya, di Aceh satelit mendeteksi sebanyak 18 titik panas, Jambi dan Bangka Belitung masing-masing empat titik panas, dan terakhir di Kepulauan Riau, tiga titik panas.
Khusus di daratan Provinsi Riau, kata Sanya, sebanyak 611 titik panas itu tersebar di sepuluh kabupaten/kota, terbanyak yakni di Bengkalis, 228 titik.
Jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, di Bengkalis hanya terdeteksi 28 titik panas.
Kemudian hari ini satelit juga mendeteksi keberadaan titik panas di Kabupaten Siak yakni 120 titik, Pelalawan (77 titik), Meranti (64), Indragiri Hilir (50), Rokan Hilir (37), dan Kota Dumai ada sebanyak 27 titik.
Selanjutnya yakni di Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak enam titik, kemudian Rokan Hulu dan Kampar masing-masing hanya terdeteksi satu titik panas.
Sanya mengatakan, dalam satu pekan kedepan sebagian besar wilayah Riau masih akan dilanda cuaca minim hujan hingga peluang terus bertambahnya titik panas sangat dimungkinkan.
"Terbanyak tetap berada di Riau, 611 titik. Jumlah ini juga meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya terdeteksi 53 titik kemarin," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami, di Pekanbaru.
Titik panas atau hotspot pendeteksian satelit diindikasi peristiwa kebakaran lahan atau hutan. Titik panas, menurut ahli, baru dapat dikatakan sebagai titik api jika telah terbukti memang suatu kebakaran lahan.
Untuk Sumatera, demikian Sanya, titik panas tersebar di lima provinsi lain (selain Riau), seperti Sumatera Utara terdeteksi ada sebanyak 64 titik.
Kemudian, lanjut kata Sanya, di Aceh satelit mendeteksi sebanyak 18 titik panas, Jambi dan Bangka Belitung masing-masing empat titik panas, dan terakhir di Kepulauan Riau, tiga titik panas.
Khusus di daratan Provinsi Riau, kata Sanya, sebanyak 611 titik panas itu tersebar di sepuluh kabupaten/kota, terbanyak yakni di Bengkalis, 228 titik.
Jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, di Bengkalis hanya terdeteksi 28 titik panas.
Kemudian hari ini satelit juga mendeteksi keberadaan titik panas di Kabupaten Siak yakni 120 titik, Pelalawan (77 titik), Meranti (64), Indragiri Hilir (50), Rokan Hilir (37), dan Kota Dumai ada sebanyak 27 titik.
Selanjutnya yakni di Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak enam titik, kemudian Rokan Hulu dan Kampar masing-masing hanya terdeteksi satu titik panas.
Sanya mengatakan, dalam satu pekan kedepan sebagian besar wilayah Riau masih akan dilanda cuaca minim hujan hingga peluang terus bertambahnya titik panas sangat dimungkinkan.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: