Jakarta (ANTARA) - Pendiri Perempuan Sadar Vagina (PSV) Indonesia dr. Inge Satyo Ariyanto menyarankan perempuan perlu membawa tisu toilet dan celana dalam cadangan (pengganti) saat bepergian sebagai salah satu langkah menjaga kesehatan organ reproduksi.

"Toilet umum itu tempat tumbuhnya kuman. Kita tidak pernah tahu perilaku pengguna sebelum kita, jangan sampai di situ ada bekas urine," kata dia dalam acara daring bertema “Wanita Sehat Jaga Kespro Dengan Bijak!” yang diadakan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta, Rabu.

Menurut dia upaya menjaga kesehatan organ reproduksi perempuan perlu terus diinformasikan karena masih banyak kaum hawa fokus menjaga kesehatan wajah semata dan melupakan kesehatan organ reproduksi mereka.

Inge lalu mengingatkan celana dalam harus tetap kering agar organ reproduksi (vagina) tidak dalam kondisi lembap. Kondisi organ reproduksi yang lembap bisa menyebabkan ketidakseimbangan antara kuman baik dan jahat sehingga memicu masalah seperti keputihan tak normal.

"Pakai celana dalam dari bahan katun (menyerap keringat) dan pastikan memakainya dalam keadaan kering dan tidak ketat," kata dia.

Dia mengatakan perempuan sebaiknya mengganti celana dalam apabila basah semisal karena keringat atau keluar cairan maka bisa menggunakan pembalut yang berukuran lebih kecil (pantyliner).

Menurut dia, normalnya vagina sehat tidak mengeluarkan cairan, kecuali pada tiga hari sesudah dan sebelum menstruasi. Keluarnya cairan di luar waktu itu menandakan ada masalah dan perempuan sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

"Kalau keluar cairan (keputihan) di luar waktu itu, bukan berarti ditampung di pantyliner, perbaiki keseimbangan kumannya. Kalau sampai keluar cairan berarti kuman baiknya sedang kurang dari 95 persen atau tanda mau menstruasi. Kalau sadar vagina bawa celana dalam cadangan," demikian pesan Inge.
Baca juga: Kiat pilih pembalut dan cara penggunaan yang aman
Baca juga: Kemenpora dan Kemenag siapkan edukasi soal keluarga di KUA
Baca juga: BKKBN berbagi ilmu pelibatan organisasi keagamaan ke tiga negara