Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengadakan pelatihan pembuatan paket wisata di Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut) lewat program “Beli Kreatif Desa Wisata" (Beti Dewi) 2024.

Program yang menyasar desa-desa wisata di Sumut ini bertujuan untuk memperkuat produk wisata dan ekonomi kreatif, khususnya dalam membantu pengelola desa wisata untuk membuat paket-paket wisata.
“Kami membangun Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI dan ada 420 desa wisata di seluruh Sumatera Utara yang tergabung sejak 2021. Dan pada 2024 juga kami meluncurkan Beti Dewi, jadi tidak hanya memperkenalkan promosi destinasinya tapi harus mendorong produk ekonomi kreatifnya, dan berkolaborasi memperkenalkan SDM yang lebih baik, sehingga melalui pelatihan diharapkan semua akan meningkat SDM,” ujar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno lewat keterangan di Jakarta, Rabu.

Menparekraf berharap melalui pendampingan ini, maka jangkauan promosi pemasaran produk di desa wisata akan lebih luas, dan bisa memasukkan paket-paket tersebut pada platform online travel agent (OTA) mitra Kemenparekraf.
Baca juga: Disbudparekraf Sumut: Pengembangan desa wisata libatkan semua pihak
Saat ini program Beti Dewi telah memperluas kolaborasi dengan stakeholder pariwisata termasuk dengan lima OTA, nantinya para peserta mendapat kesempatan untuk melakukan on boarding produk parekraf dalam agen perjalanan daring tersebut.

“Kami akan siapkan desa wisata dengan sebaik-baiknya, sehingga yang merasakan dampak positif pariwisata bukan hanya kelompok atas, tapi juga di semua bidang, dan lintas sektor,” kata Menparekraf.

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf/Baparekraf Dwi Marhen Yono menjelaskan selama dua tahun ini Kemenparekraf sudah mendampingi 369 desa hingga mereka onboarding, dan sudah ada 712 paket wisata yang terjual melalui OTA mitra Kemenparekraf.

“Harapan kami ini akan meningkatkan pendapatan desa wisata yang sudah terkurasi dari Kemenparekraf. Kami mendapat kabar gembira dari beberapa desa, salah satunya desa Alamendah di Bandung yang kami dampingi dalam 2 tahun, naik 300 persen pendapatannya,” kata Marhen.
Baca juga: Pemprov bertekad bawa desa wisata Sumut bersinar di ADWI 2024
Baca juga: Menparekraf: Gotong royong bangun wisata Pulo Sibandang jadi inspirasi