Petani Aceh Besar gagal panen akibat kekeringan
15 Februari 2014 01:41 WIB
Petani warga Kampung Salahaur, Cibeber, Kab Lebak, Banten, berupaya menyelamatkan padi yang baru ditanam dari kekeringan dengan menyiramkan air, Minggu (6/10). Ratusan hektar sawah baik yang beririgasi teknis lebih-lebih sawah tadah hujan di daerah itu terancam puso akibat kemarau. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Banda Aceh (ANTARA News) - Petani areal persawahan tadah hujan di Gampong (Desa) Nusa, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar gagal panen akibat kekeringan.
"Hampir sebagian besar petani di Gampong Nusa khususnya dan pemukiman Kueh mengalami gagal panen," kata Rubama salah seorang petani Gampong Nusa, Jumat.
Dijelaskannya, hanya beberapa petani yang bisa memanen hasil padinya sementara sisanya gagal.
Areal persawahan tadah hujan milik petani di gampong tersebut tampak pecah-pecah dan tanaman padi menguning.
"Padi yang mulai menguning itu bukan karena tiba masa panen tapi hangus karena kekeringan dan cuaca panas," katanya.
Ia mengatakan, ketiadaan air pada musim tanam tersebut mengakibatkan banyak petani di daerah tersebut merugi.
"Mereka yang merugi itu sebagian besar merupakan petani yang menggarap lahan milik orang lain," katanya.
Ia mengatakan, meski ada petani yang sudah melakukan panen, namun hasilnya yang diperoleh tidak maksimal kecuali kawasan airnya cukup.
Sementara itu M Ali petani asal Gampong Kenee Ue Kecamatan Peukan Bada mengatakan hasil yang diperolehnya menurun.
"Panen saya hasilnya turun karena kurangnya air saat padi mulai berisi," katanya.
Ia mengatakan penurunan produksi tersebut tidak hanya dialami dirinya tapi petani lainnya.
Pihaknya berharap Pemerintah Aceh Besar dan Pemerintah Provinsi dapat mencari sumber mata air yang bisa dialirkan ke kawasan pertanian tersebut.
Menurut dia, ketersediaan air sangat membantu petani di Lhoknga, Peukanbada dan petani lainnya secara umum di Aceh Besar dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. (IFL/Z002)
"Hampir sebagian besar petani di Gampong Nusa khususnya dan pemukiman Kueh mengalami gagal panen," kata Rubama salah seorang petani Gampong Nusa, Jumat.
Dijelaskannya, hanya beberapa petani yang bisa memanen hasil padinya sementara sisanya gagal.
Areal persawahan tadah hujan milik petani di gampong tersebut tampak pecah-pecah dan tanaman padi menguning.
"Padi yang mulai menguning itu bukan karena tiba masa panen tapi hangus karena kekeringan dan cuaca panas," katanya.
Ia mengatakan, ketiadaan air pada musim tanam tersebut mengakibatkan banyak petani di daerah tersebut merugi.
"Mereka yang merugi itu sebagian besar merupakan petani yang menggarap lahan milik orang lain," katanya.
Ia mengatakan, meski ada petani yang sudah melakukan panen, namun hasilnya yang diperoleh tidak maksimal kecuali kawasan airnya cukup.
Sementara itu M Ali petani asal Gampong Kenee Ue Kecamatan Peukan Bada mengatakan hasil yang diperolehnya menurun.
"Panen saya hasilnya turun karena kurangnya air saat padi mulai berisi," katanya.
Ia mengatakan penurunan produksi tersebut tidak hanya dialami dirinya tapi petani lainnya.
Pihaknya berharap Pemerintah Aceh Besar dan Pemerintah Provinsi dapat mencari sumber mata air yang bisa dialirkan ke kawasan pertanian tersebut.
Menurut dia, ketersediaan air sangat membantu petani di Lhoknga, Peukanbada dan petani lainnya secara umum di Aceh Besar dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. (IFL/Z002)
Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: