Sepak Bola Nasional
PP GBK targetkan revitalisasi rumput SUGBK rampung bulan Oktober
10 Juli 2024 16:55 WIB
Para pekerja meratakan medium tanah yang akan segera dijadikan media tanam rumput dalam proyek revitalisasi di Stadion Gelora Utama Bung Karno, Senayan, Jakarta (10/7/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Jakarta (ANTARA) - Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PP GBK) menargetkan revitalisasi rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, rampung pada Oktober.
Saat ini masih berlangsung proses revitalisasi rumput dengan meratakan medium tanah di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Untuk progres saat ini memang sudah perataan tanah, kami ekspektasi tanggal 21 sudah bisa masuk ditanami rumput. Hingga akhir Juli kita lakukan penumbuhan kekuatan rumputnya. Sehingga akhir Oktober kita sudah bisa lakukan uji fungsi lapangan dan bisa fit untuk persiapan kualifikasi Piala Dunia 2026 di November," kata Kepala Divisi Pembangunan dan Pemeliharaan GBK, David Prastyan kepada pewarta.
Direktur Umum PP GBK, Hadi Sulistia menjelaskan bahwa tata kelola rumput SUGBK tidak dapat disamakan dengan stadion semacam Tottenham Hotspur Stadium atau Santiago Bernabeu Stadium.
Baca juga: Erick Thohir ingin kualitas rumput GBK seperti di Euro
Baca juga: Menpora sayangkan kondisi rumput stadion GBK saat Kualifikasi PD 2026
Menurut Hadi, jika tata kelola rumput disamakan dengan dua stadion tersebut maka akan terdapat pengubahan struktur utama bangunan dari SUGBK, yang notabene tidak memungkinkan karena termasuk ke dalam cagar budaya.
Saat ini menurut Hadi yang memungkinkan untuk tata kelola rumput bisa diaplikasikan di SUGBK yakni menilik dari tata kelola yang dilakukan di Stadion Internasional Singapura.
"Untuk bisa mencapai level seperti Tottenham Hotspur Stadium atau Santiago Bernabeu, itu tidak memungkinkan karena harus mengubah struktur bangunan fisik dari stadion utama yang menjadi cagar budaya. Oleh karena itu, kita mencari referensi dari benchmark yang bisa diaplikasikan ke stadion utama itu Singapura," ujar Hadi Sulistia.
"Akan tetapi, untuk kita bisa menjadi seperti Singapura, mereka itu butuh waktu tujuh tahun untuk bisa menyiapkan infrastruktur sehingga bisa seperti sekarang. Alhamdulillah, Singapura sangat kooperatif dengan kita, sehingga mereka bisa memberikan pengalamannya kepada kami. Namun demikian, untuk persiapan nursery, peralatan, itu membutuhkan order dan persiapan yang minimal 12 bulan," imbuh Hadi.
Tim nasional Indonesia akan menjalani laga kandang perdananya di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menghadapi Australia yang berlangsung pada 10 September mendatang.
Baca juga: STY enggan mengomentari kondisi rumput GBK karena belum cek langsung
Baca juga: Menpora minta pengelola SUGBK terus optimalkan perawatan rumput
Saat ini masih berlangsung proses revitalisasi rumput dengan meratakan medium tanah di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Untuk progres saat ini memang sudah perataan tanah, kami ekspektasi tanggal 21 sudah bisa masuk ditanami rumput. Hingga akhir Juli kita lakukan penumbuhan kekuatan rumputnya. Sehingga akhir Oktober kita sudah bisa lakukan uji fungsi lapangan dan bisa fit untuk persiapan kualifikasi Piala Dunia 2026 di November," kata Kepala Divisi Pembangunan dan Pemeliharaan GBK, David Prastyan kepada pewarta.
Direktur Umum PP GBK, Hadi Sulistia menjelaskan bahwa tata kelola rumput SUGBK tidak dapat disamakan dengan stadion semacam Tottenham Hotspur Stadium atau Santiago Bernabeu Stadium.
Baca juga: Erick Thohir ingin kualitas rumput GBK seperti di Euro
Baca juga: Menpora sayangkan kondisi rumput stadion GBK saat Kualifikasi PD 2026
Menurut Hadi, jika tata kelola rumput disamakan dengan dua stadion tersebut maka akan terdapat pengubahan struktur utama bangunan dari SUGBK, yang notabene tidak memungkinkan karena termasuk ke dalam cagar budaya.
Saat ini menurut Hadi yang memungkinkan untuk tata kelola rumput bisa diaplikasikan di SUGBK yakni menilik dari tata kelola yang dilakukan di Stadion Internasional Singapura.
"Untuk bisa mencapai level seperti Tottenham Hotspur Stadium atau Santiago Bernabeu, itu tidak memungkinkan karena harus mengubah struktur bangunan fisik dari stadion utama yang menjadi cagar budaya. Oleh karena itu, kita mencari referensi dari benchmark yang bisa diaplikasikan ke stadion utama itu Singapura," ujar Hadi Sulistia.
"Akan tetapi, untuk kita bisa menjadi seperti Singapura, mereka itu butuh waktu tujuh tahun untuk bisa menyiapkan infrastruktur sehingga bisa seperti sekarang. Alhamdulillah, Singapura sangat kooperatif dengan kita, sehingga mereka bisa memberikan pengalamannya kepada kami. Namun demikian, untuk persiapan nursery, peralatan, itu membutuhkan order dan persiapan yang minimal 12 bulan," imbuh Hadi.
Tim nasional Indonesia akan menjalani laga kandang perdananya di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menghadapi Australia yang berlangsung pada 10 September mendatang.
Baca juga: STY enggan mengomentari kondisi rumput GBK karena belum cek langsung
Baca juga: Menpora minta pengelola SUGBK terus optimalkan perawatan rumput
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: