Olimpiade Paris 2024
Rio Waida perkuat massa otot jelang Olimpiade 2024
10 Juli 2024 16:38 WIB
Atlet selancar ombak Rio Waida menjalani peregangan di sela latihan fisik menjelang Olimpiade Paris 2024 di pusat kebugaran salah satu hotel di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (10/7/2024) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Badung, Bali (ANTARA) - Atlet selancar ombak asal Bali Rio Waida memperkuat massa otot melalui latihan fisik secara intensif menjelang Olimpiade Paris 2024.
“Saya siapkan mental, fisik dan surfing setiap hari latihan tapi sederhana,” kata Rio Waida di sela latihan fisik di pusat kebugaran salah satu hotel di kawasan Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Latihan dibagi dalam beberapa sesi di antaranya pemanasan, kemudian latihan utama dengan menggunakan beban dari 10 kilogram hingga 15 kilogram dan diselingi istirahat selama sekitar dua menit.
Kemudian latihan terakhir dengan pendinginan dan ditutup dengan berendam air dingin untuk meredakan apabila ada nyeri setelah latihan intensitas tinggi.
Latihan fisik dilakukan dengan durasi 1,5 jam mulai pukul 06.00-07.30 Wita dipandu pelatih fisik untuk kekuatan dan pengkondisian asal Yunani, Tina Chronopoulou.
Tina mengungkapkan massa otot atlet berusia 24 tahun itu perlu ditingkatkan mencermati karakteristik ombak di Pantai Teahupo’o, Tahiti yang terkenal ganas dengan ketinggian bisa mencapai belasan meter.
Baca juga: Rio Waida waspadai ombak "mematikan" Tahiti di Olimpiade Paris 2024
“Kami fokus tubuh bagian bawah yakni kaki untuk meningkatkan massa otot. Kami ingin dia lebih kuat karena ombaknya besar,” ucapnya.
Khusus untuk olahraga selancar ombak tidak diadakan di Paris melainkan di Tahiti, Kepulauan Polinesia Prancis yang dinilai sesuai dengan kebutuhan ombak.
Selain meningkatkan massa otot, atlet blasteran Indonesia-Jepang itu juga menjalani pola makan dengan menghindari makanan gorengan, mengandung tinggi gula dan junk food.
Sementara itu, Pelatih Kepala Tim Nasional Surfing Indonesia Arya Subyakto mengungkapkan meski memiliki lawan berat dari Brasil dan Amerika Serikat, namun ia optimistis Rio dapat memberikan yang terbaik dalam ajang bergengsi itu.
Selain latihan dan kemampuan, faktor ombak juga memegang peranan penting bagi atlet.
Baca juga: Rio Waida tak ingin terburu-buru wujudkan mimpi besar jadi juara dunia
“Tidak hanya tantangan lawan yang berat tapi harapannya ombak juga berpihak kepada kami,” katanya.
Rencananya, Rio Waida bertolak ke Tahiti pada Kamis (18/7) melalui Australia dan kemudian Selandia Baru.
Ia dijadwalkan berlaga pada Sabtu (27/7) sebagai ajang keduanya di Olimpiade setelah yang pertama di Olimpiade Tokyo pada 2021 yang harus puas berada di 16 besar.
Rio menjadi atlet selancar ombak satu-satunya Indonesia yang dikirim ke Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Persiapan peselancar Bali Rio Waida berlaga di Olimpiade 2024
Baca juga: KONI Pusat ucapkan selamat pada Rio Waida setelah lolos Olimpiade 2024
“Saya siapkan mental, fisik dan surfing setiap hari latihan tapi sederhana,” kata Rio Waida di sela latihan fisik di pusat kebugaran salah satu hotel di kawasan Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Latihan dibagi dalam beberapa sesi di antaranya pemanasan, kemudian latihan utama dengan menggunakan beban dari 10 kilogram hingga 15 kilogram dan diselingi istirahat selama sekitar dua menit.
Kemudian latihan terakhir dengan pendinginan dan ditutup dengan berendam air dingin untuk meredakan apabila ada nyeri setelah latihan intensitas tinggi.
Latihan fisik dilakukan dengan durasi 1,5 jam mulai pukul 06.00-07.30 Wita dipandu pelatih fisik untuk kekuatan dan pengkondisian asal Yunani, Tina Chronopoulou.
Tina mengungkapkan massa otot atlet berusia 24 tahun itu perlu ditingkatkan mencermati karakteristik ombak di Pantai Teahupo’o, Tahiti yang terkenal ganas dengan ketinggian bisa mencapai belasan meter.
Baca juga: Rio Waida waspadai ombak "mematikan" Tahiti di Olimpiade Paris 2024
“Kami fokus tubuh bagian bawah yakni kaki untuk meningkatkan massa otot. Kami ingin dia lebih kuat karena ombaknya besar,” ucapnya.
Khusus untuk olahraga selancar ombak tidak diadakan di Paris melainkan di Tahiti, Kepulauan Polinesia Prancis yang dinilai sesuai dengan kebutuhan ombak.
Selain meningkatkan massa otot, atlet blasteran Indonesia-Jepang itu juga menjalani pola makan dengan menghindari makanan gorengan, mengandung tinggi gula dan junk food.
Sementara itu, Pelatih Kepala Tim Nasional Surfing Indonesia Arya Subyakto mengungkapkan meski memiliki lawan berat dari Brasil dan Amerika Serikat, namun ia optimistis Rio dapat memberikan yang terbaik dalam ajang bergengsi itu.
Selain latihan dan kemampuan, faktor ombak juga memegang peranan penting bagi atlet.
Baca juga: Rio Waida tak ingin terburu-buru wujudkan mimpi besar jadi juara dunia
“Tidak hanya tantangan lawan yang berat tapi harapannya ombak juga berpihak kepada kami,” katanya.
Rencananya, Rio Waida bertolak ke Tahiti pada Kamis (18/7) melalui Australia dan kemudian Selandia Baru.
Ia dijadwalkan berlaga pada Sabtu (27/7) sebagai ajang keduanya di Olimpiade setelah yang pertama di Olimpiade Tokyo pada 2021 yang harus puas berada di 16 besar.
Rio menjadi atlet selancar ombak satu-satunya Indonesia yang dikirim ke Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Persiapan peselancar Bali Rio Waida berlaga di Olimpiade 2024
Baca juga: KONI Pusat ucapkan selamat pada Rio Waida setelah lolos Olimpiade 2024
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: