Tujuh bandara ditutup akibat letusan Kelud
14 Februari 2014 19:18 WIB
Bandara Solo Ditutup jadwal kedatangan pesawat di Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jateng, Jumat (14/2). Hujan material vulkanik dari Gunung Kelud mengakibatkan Bandara Juanda Surabaya, Jatim, Bandara Adi Sumarmo Solo, Jateng dan Bandara Adisucipto Yogyakarta ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. (ANTARA FOTO/Andika Betha)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan menyatakan tujuh bandara di Pulau Jawa ditutup sementara hingga jangka waktu yang telah ditentukan serta terdapat sebanyak ratusan penerbangan yang dibatalkan akibat erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur.
"Ada sebanyak tujuh bandara yang ditutup sementara akibat letusan Gunung Kelud," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bakti, di Jakarta, Jumat.
Herry menyebutkan, ketujuh bandara tersebut ditutup karena erupsi mengakibatkan tersebarnya debu vulkanik yang menghalangi jarak pandang ideal untuk penerbangan.
Selain itu, ujar dia, debu vulkanik tersebut juga dinilai dapat membahayakan bagi kinerja mesin pesawat yang sedang melakukan penerbangan.
Ia mengemukakan, pihaknya telah mengeluarkan Notice To Airmen yang juga mengakibatkan ditutup sementaranya tujuh bandara.
Secara terperinci, tujuh bandara tersebut antara lain Bandara Juanda (Surabaya) yang ditutup hingga 15 Februari pukul 06.00 WIB, Bandara Adisumarmo (Solo) hingga 15 Februari pukul 07.30 WIB, dan Bandara Adisucipto (Yogyakarta) hingga 15 Februari pukul 07.30 WIB.
Bandara lainnya adalah Ahmad Yani (Semarang) hingga 15 Februari pukul 06.00 WIB, Tunggul Wulung (Cilacap) hingga 14 Februari pukul 17.00 WIB, Abdurrahman Saleh (Malang) hingga 15 Februari pukul 07.00 WIB, dan Husein Sastranegara (Bandung) hingga 14 Februari pukul 18.00 WIB.
Sedangkan untuk penerbangan yang dibatalkan pada Jumat (14/2) ini adalah 166 frekuensi atau 332 penerbangan di Juanda, 14 frekuensi atau 28 penerbangan di Adisumarmo, 55 frekuensi atau 110 penerbangan di Adisucipto, 38 frekuensi atau 76 penerbangan di Ahmad Yani, 8 frekuensi atau 16 penerbangan di Abdurrahman Saleh, dan 12 frekuensi atau 24 penerbangan di Husein Sastranegara.
Namun, Dirjen Perhubungan Udara menyatakan bahwa kondisi penetapan ketujuh bandara itu juga masih bisa berubah karena tergantung dengan aktivitas kondisi ketinggian abu vulkanis yang masih menyebar.
Ia menuturkan bahwa kondisi yang abu vulkaniknya paling tebal adalah Bandara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, karena lokasinya yang berdekatan dengan posisi gunung Kelud yang meletus.
Sedangkan di sejumlah bandara lainnya seperti Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai di Bali juga dinyatakan masih aman karena tidak tertutup abu.
"Ada sebanyak tujuh bandara yang ditutup sementara akibat letusan Gunung Kelud," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bakti, di Jakarta, Jumat.
Herry menyebutkan, ketujuh bandara tersebut ditutup karena erupsi mengakibatkan tersebarnya debu vulkanik yang menghalangi jarak pandang ideal untuk penerbangan.
Selain itu, ujar dia, debu vulkanik tersebut juga dinilai dapat membahayakan bagi kinerja mesin pesawat yang sedang melakukan penerbangan.
Ia mengemukakan, pihaknya telah mengeluarkan Notice To Airmen yang juga mengakibatkan ditutup sementaranya tujuh bandara.
Secara terperinci, tujuh bandara tersebut antara lain Bandara Juanda (Surabaya) yang ditutup hingga 15 Februari pukul 06.00 WIB, Bandara Adisumarmo (Solo) hingga 15 Februari pukul 07.30 WIB, dan Bandara Adisucipto (Yogyakarta) hingga 15 Februari pukul 07.30 WIB.
Bandara lainnya adalah Ahmad Yani (Semarang) hingga 15 Februari pukul 06.00 WIB, Tunggul Wulung (Cilacap) hingga 14 Februari pukul 17.00 WIB, Abdurrahman Saleh (Malang) hingga 15 Februari pukul 07.00 WIB, dan Husein Sastranegara (Bandung) hingga 14 Februari pukul 18.00 WIB.
Sedangkan untuk penerbangan yang dibatalkan pada Jumat (14/2) ini adalah 166 frekuensi atau 332 penerbangan di Juanda, 14 frekuensi atau 28 penerbangan di Adisumarmo, 55 frekuensi atau 110 penerbangan di Adisucipto, 38 frekuensi atau 76 penerbangan di Ahmad Yani, 8 frekuensi atau 16 penerbangan di Abdurrahman Saleh, dan 12 frekuensi atau 24 penerbangan di Husein Sastranegara.
Namun, Dirjen Perhubungan Udara menyatakan bahwa kondisi penetapan ketujuh bandara itu juga masih bisa berubah karena tergantung dengan aktivitas kondisi ketinggian abu vulkanis yang masih menyebar.
Ia menuturkan bahwa kondisi yang abu vulkaniknya paling tebal adalah Bandara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, karena lokasinya yang berdekatan dengan posisi gunung Kelud yang meletus.
Sedangkan di sejumlah bandara lainnya seperti Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai di Bali juga dinyatakan masih aman karena tidak tertutup abu.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: