Bali (ANTARA News) - Sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi para petani sawit swadaya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.

"Sertifikasi ini harus dimaknai sebagai keinginan baik pemerintah. Isunya sekarang bagaimana petani swadaya bisa bersama-sama meningkatkan produktivitas," kata Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, di sela-sela acara "International Conference on Oil Palm and Environment" (ICOPE) 2014, di Bali, Jumat.

Rusman mengatakan petani swadaya hanya mampu memanen dua ton kelapa sawit per hektare lahan per tahun. Jumlah tersebut kontras dengan kemampuan petani plasma yang bisa memanen lima ton kelapa sawit per hektare lahan per tahun.

"Melalui sertifikasi ISPO diharapkan produktivitas petani swadaya meningkat, sekaligus meningkatkan nilai jual hasil perkebunannya," kata dia.

Meskipun demikian Rusman mengatakan sertifikasi bagi petani swadaya akan dilakukan bertahap. Pada 2014, pemerintah akan fokus mendorong seluruh perusahaan besar untuk memperoleh sertifikasi ISPO.

Selanjutnya perusahaan besar yang telah memperoleh sertifikat ISPO akan didorong untuk membantu petani plasma mendapatkan sertifikasi tersebut.

"Setelah itu baru dilakukan sertifikasi petani swadaya atau petani independen," ujar dia.

Sertifikasi ISPO adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan mengurangi gas rumah kaca serta memberi perhatian terhadap masalah lingkungan.