Pemerintah fokus bangun RI berbasis kewilayahan dalam RPJPN 2025-2045
9 Juli 2024 23:07 WIB
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (SDA) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Vivi Yulaswati dalam doorstop pasca pembukaan Green Economy Expo 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/7/2024). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas
Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas mengungkapkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 memfokuskan pembangunan Indonesia sebagai negara kepulauan berbasis kewilayahan guna mendorong Produk Domestik Bruto (PDB) kemaritiman jauh lebih besar.
“Di dalam RPJP 2025-2045, kita memberikan fokus-fokus sesuai kondisi wilayah dan juga masyarakat di setiap pulau. Indonesia tidak hanya satu titik. Oleh sebab itu, fokus-fokus pada pulau-pulau besar ini diharapkan bisa mendorong PDB kemaritiman jauh lebih besar pada 2045,” ucap Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (SDA) Bappenas Vivi Yulaswati dalam Nusantara Ocean Week yang dipantau secara virtual, di Jakarta, Selasa.
Pembangunan wilayah dilaksanakan sesuai dengan tematik wilayah agar pembangunan lebih merata.
Di Sumatera, tema yang diangkat adalah mata rantai utama bioindustri kemaritiman berdaya saing dan berkelanjutan dengan target kontribusi 22,2 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 5,0—5,4 persen selama periode 2025-2029.
Untuk Pulau Jawa, tema yang ditentukan adalah megalopolis yang unggul, inovatif, inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Kontribusi yang diharapkan sebesar 54,5 persen terhadap PDB nasional dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,6—5,9 persen.
Tema Kalimantan adalah superhub ekonomi nusantara dengan target kontribusi 9,6 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 5,6—6,3 persen. Selanjutnya, tema di Sulawesi adalah penunjang superhub ekonomi nusantara dan industri berbasis sumber daya alam dengan target kontribusi 7,6 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 7,6—8,4 persen.
Di Bali-Nusa Tenggara, tema yang tercatat dalam RPJPN adalah superhub pariwisata dan ekonomi kreatif nusantara bertaraf internasional dengan target kontribusi 3,0 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 6,8—7,0 persen.
Adapun Maluku mengangkat tema hub kemaritiman wilayah timur Indonesia dengan target kontribusi 1,0 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 11,6-12,4 persen. Terakhir, Pulau Papua mengusung tema percepatan pembangunan wilayah Papua menuju Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif dengan target kontribusi 2,1 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 6,8—7,2 persen pada periode 2025-2029.
“Dengan posisi tersebut, potensi Indonesia untuk menjadi negara maju pada 20 tahun ke depan menjadi sangat memungkinkan. Tentunya tema-tema besar dari pulau-pulau besar ini bisa dilihat di wilayah timur utamanya, karena dari sisi potensi dan juga posisi bagian dari ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) 3, hub kemaritiman untuk wilayah timur, untuk daerah Maluku dan sekitarnya, dan juga Papua akan menjadi andalan ke depan,” kata Vivi.
Baca juga: Bappenas: Kekuatan maritim modalitas utama wujudkan Indonesia Emas
Baca juga: Bappenas siapkan ekosistem agar ekonomi sirkular berjalan
Baca juga: Bappenas luncurkan peta jalan ekonomi sirkular 2025-2045
“Di dalam RPJP 2025-2045, kita memberikan fokus-fokus sesuai kondisi wilayah dan juga masyarakat di setiap pulau. Indonesia tidak hanya satu titik. Oleh sebab itu, fokus-fokus pada pulau-pulau besar ini diharapkan bisa mendorong PDB kemaritiman jauh lebih besar pada 2045,” ucap Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (SDA) Bappenas Vivi Yulaswati dalam Nusantara Ocean Week yang dipantau secara virtual, di Jakarta, Selasa.
Pembangunan wilayah dilaksanakan sesuai dengan tematik wilayah agar pembangunan lebih merata.
Di Sumatera, tema yang diangkat adalah mata rantai utama bioindustri kemaritiman berdaya saing dan berkelanjutan dengan target kontribusi 22,2 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 5,0—5,4 persen selama periode 2025-2029.
Untuk Pulau Jawa, tema yang ditentukan adalah megalopolis yang unggul, inovatif, inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Kontribusi yang diharapkan sebesar 54,5 persen terhadap PDB nasional dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,6—5,9 persen.
Tema Kalimantan adalah superhub ekonomi nusantara dengan target kontribusi 9,6 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 5,6—6,3 persen. Selanjutnya, tema di Sulawesi adalah penunjang superhub ekonomi nusantara dan industri berbasis sumber daya alam dengan target kontribusi 7,6 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 7,6—8,4 persen.
Di Bali-Nusa Tenggara, tema yang tercatat dalam RPJPN adalah superhub pariwisata dan ekonomi kreatif nusantara bertaraf internasional dengan target kontribusi 3,0 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 6,8—7,0 persen.
Adapun Maluku mengangkat tema hub kemaritiman wilayah timur Indonesia dengan target kontribusi 1,0 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 11,6-12,4 persen. Terakhir, Pulau Papua mengusung tema percepatan pembangunan wilayah Papua menuju Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif dengan target kontribusi 2,1 persen terhadap PDB nasional dan pertumbuhan ekonomi berkisar 6,8—7,2 persen pada periode 2025-2029.
“Dengan posisi tersebut, potensi Indonesia untuk menjadi negara maju pada 20 tahun ke depan menjadi sangat memungkinkan. Tentunya tema-tema besar dari pulau-pulau besar ini bisa dilihat di wilayah timur utamanya, karena dari sisi potensi dan juga posisi bagian dari ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) 3, hub kemaritiman untuk wilayah timur, untuk daerah Maluku dan sekitarnya, dan juga Papua akan menjadi andalan ke depan,” kata Vivi.
Baca juga: Bappenas: Kekuatan maritim modalitas utama wujudkan Indonesia Emas
Baca juga: Bappenas siapkan ekosistem agar ekonomi sirkular berjalan
Baca juga: Bappenas luncurkan peta jalan ekonomi sirkular 2025-2045
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: