Krom Bank target meraih laba bersih Rp135 miliar tahun 2024
9 Juli 2024 21:57 WIB
Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menghadiri Diskusi Media Terbatas bertajuk "Menilik Lanskap Bank Digital: Perspektif Pelaku Industri di Tengah Persaingan yang Makin Kompetitif",di Jakarta, Selasa (9/7/2024). ANTARA/Uyu Septiyati Liman
Jakarta (ANTARA) - Anak usaha Kredivo Group, Krom Bank, menargetkan untuk membukukan laba bersih sebesar Rp135 miliar pada 2024, atau meningkat dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni Rp132,57 miliar.
“Target kami di akhir tahun berdasarkan RBB (Rencana Bisnis Bank) akan sekitar Rp135 miliar, lebih besar dari tahun lalu,” ujar Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan, di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan bahwa laba bersih perseroan hingga Mei lalu telah mencapai Rp52,98 miliar, atau 32,94 persen dari target tahun ini.
Menurutnya, hal tersebut didukung oleh meningkatnya transaksi bank digital secara nasional pada kuartal I tahun 2024 yang naik 16,15 persen dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Anton mengatakan bahwa salah satu layanan transaksi perbankan yang paling diminati para pengguna, terutama generasi muda, adalah deposito.
Hal tersebut dikarenakan para pelaku perbankan digital menawarkan bunga tabungan yang cukup tinggi. Pihaknya menawarkan bunga deposito hingga 8,75 persen per tahun.
“Jadi, kami masih melihat bahwa potensi pertumbuhan tahunan simpanan perbankan digital itu masih lumayan besar, sampai 5 tahun ke depan mungkin akan naik 50 persen,” ujarnya pula.
Selain itu, Anton menyatakan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk mengembangkan kerja sama channeling pembiayaan, baik dengan sesama anak usaha Kredivo Group maupun pihak-pihak lainnya.
Pihaknya kini masih dalam tahap penjajakan mitra channeling dengan beberapa pihak. Menurutnya, diperlukan kehati-hatian dalam memilih mitra channeling agar untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi selama kolaborasi tersebut terjalin.
“Kami benar-benar harus tahu semua angka dalam laporan keuangan mereka kenapa bisa begitu, ke mana uang itu beredar, dan sebagainya, kemudian bagaimana cara mereka underwriting, kemudian apakah mereka konsisten,” katanya lagi.
Terdapat sejumlah segmen pihaknya fokuskan dalam channeling pembiayaan nantinya, yakni segmen konsumtif (paylater) serta segmen UMKM (working capital, invoice financing, dan supply chain financing).
Terkait tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL), Anton mengatakan bahwa hingga Juni 2024, angka tersebut masih terjaga pada kisaran 3,97 persen.
“Itu angkanya yang kami tahan, mudah-mudahan di bawah itu terus. Tetapi, komitmen kami akan menjaga supaya di bawah 5 persen di akhir tahun,” katanya pula.
Baca juga: Kredivo Group luncurkan bank digital penuhi kebutuhan generasi muda
Baca juga: Kredivo Group rilis fitur QRIS pada aplikasi Krom Bank
“Target kami di akhir tahun berdasarkan RBB (Rencana Bisnis Bank) akan sekitar Rp135 miliar, lebih besar dari tahun lalu,” ujar Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan, di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan bahwa laba bersih perseroan hingga Mei lalu telah mencapai Rp52,98 miliar, atau 32,94 persen dari target tahun ini.
Menurutnya, hal tersebut didukung oleh meningkatnya transaksi bank digital secara nasional pada kuartal I tahun 2024 yang naik 16,15 persen dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Anton mengatakan bahwa salah satu layanan transaksi perbankan yang paling diminati para pengguna, terutama generasi muda, adalah deposito.
Hal tersebut dikarenakan para pelaku perbankan digital menawarkan bunga tabungan yang cukup tinggi. Pihaknya menawarkan bunga deposito hingga 8,75 persen per tahun.
“Jadi, kami masih melihat bahwa potensi pertumbuhan tahunan simpanan perbankan digital itu masih lumayan besar, sampai 5 tahun ke depan mungkin akan naik 50 persen,” ujarnya pula.
Selain itu, Anton menyatakan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk mengembangkan kerja sama channeling pembiayaan, baik dengan sesama anak usaha Kredivo Group maupun pihak-pihak lainnya.
Pihaknya kini masih dalam tahap penjajakan mitra channeling dengan beberapa pihak. Menurutnya, diperlukan kehati-hatian dalam memilih mitra channeling agar untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi selama kolaborasi tersebut terjalin.
“Kami benar-benar harus tahu semua angka dalam laporan keuangan mereka kenapa bisa begitu, ke mana uang itu beredar, dan sebagainya, kemudian bagaimana cara mereka underwriting, kemudian apakah mereka konsisten,” katanya lagi.
Terdapat sejumlah segmen pihaknya fokuskan dalam channeling pembiayaan nantinya, yakni segmen konsumtif (paylater) serta segmen UMKM (working capital, invoice financing, dan supply chain financing).
Terkait tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL), Anton mengatakan bahwa hingga Juni 2024, angka tersebut masih terjaga pada kisaran 3,97 persen.
“Itu angkanya yang kami tahan, mudah-mudahan di bawah itu terus. Tetapi, komitmen kami akan menjaga supaya di bawah 5 persen di akhir tahun,” katanya pula.
Baca juga: Kredivo Group luncurkan bank digital penuhi kebutuhan generasi muda
Baca juga: Kredivo Group rilis fitur QRIS pada aplikasi Krom Bank
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: