Jakarta (ANTARA) - Pendiri Pusat Studi Al Qur'an M. Quraish Shihab menyatakan moderasi beragama memerlukan ilmu pengetahuan, saat memberikan kuliah umum menyambut Grand Syekh Universitas Al Azhar as-Syarif Mesir Ahmad Muhammad Ahmed Al Tayeb di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Moderasi memerlukan ilmu pengetahuan, untuk itu kita mewajibkan tiga hal, yakni agama, ilmu agama, dan sikap keberagamaan. Agama sudah sempurna, tetapi ilmu agama terus berkembang, kondisi saat ini tentu berbeda dengan kondisi di zaman ulama-ulama terdahulu. Sedangkan untuk sikap keberagamaan, itu juga membutuhkan ilmu,” ujar Quraish, Selasa.

Menurutnya, Indonesia memiliki prinsip beragama yang kuat dan telah dituangkan dalam sila pertama Pancasila.

“Ketika para pemimpin membangun Indonesia, ada tujuh kata yang tertulis dalam piagam itu, yakni Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Frasa tersebut tidak disambut para tokoh non-Muslim dengan baik, sehingga para pendiri bangsa menghapus frasa itu demi kesatuan Bangsa Indonesia,” katanya.

Menurutnya, moderasi beragama di Indonesia adalah yang menyatukan gerakan negara, pemerintah, masyarakat, dan swasta, di mana Indonesia telah memiliki satu bahasa yang mempersatukan seluruh warga negara dan merupakan implementasi dari tauhid atau keesaan Allah SWT.

“Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Kita terdiri dari 700 ribu lebih bahasa, tetapi untuk persatuan, kita memiliki bahasa persatuan baik itu secara lisan maupun pemikiran. Kita memiliki prinsip yang menjadi slogan negara, meski kita berbeda-beda tetapi tetap satu. Jadi betapapun kita berbeda, kita tetap satu, dan kesatuan yang dimaksud adalah tauhid,” paparnya.

Quraish juga menegaskan, sila pertama dalam Pancasila yakni Ketuhanan yang Maha Esa merupakan titik awal dan tujuan akhir Bangsa Indonesia.

Sementara itu, Grand Syekh Universitas Al Azhar as-Syarif Mesir Ahmad Muhammad Ahmed Al Tayeb memuji peran masyarakat Indonesia dalam menyatukan perbedaan dan memberikan perhatian pada sesama saudara Muslim di seluruh dunia saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa.

“Saya ingin memuji peran pemerintah Indonesia yang telah memberikan bantuan kepada saudaranya di Mesir, dan membantu peran Al Azhar untuk mendinginkan berbagai perbedaan, dan mengembalikan pengungsi ke tempat semula berdasarkan persatuan Islam,” katanya.

Ahmed Al Tayeb mengemukakan, kitab suci Al Quran dan hadits penuh dengan elemen-elemen yang menjadikan umat Islam sebagai umat yang bersatu dan mewujudkan prinsip persatuan meski pada dasarnya manusia diciptakan dalam keadaan yang beragam.

Baca juga: Universitas Al Azhar Mesir tambah kuota beasiswa pelajar RI
Baca juga: Kunjungan Grand Syekh Al Azhar ke PSQ kokohkan peran wasathiyyah
Baca juga: Grand Syekh Al-Azhar isi kuliah umum di UIN Jakarta Selasa