Kepala BSKDN minta pemkab kembangkan inovasi berbasis potensi desa
9 Juli 2024 19:44 WIB
Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo di Aula BSKDN, Jakarta, Selasa (9/7/2024). ANTARA/HO-BSKDN Kemendagri.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo meminta pemerintah kabupaten (pemkab) untuk mengembangkan inovasi berbasis potensi desa.
Menurut dia, amanat tersebut sesuai dengan komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa.
“Misi dari Bapak Presiden kita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran kemudian dengan memperkuat daerah-daerah dan desa. Desa harus dipandang untuk menjaga agar tidak terjadi urbanisasi yang berlebihan,” ucap Yusharto di Aula BSKDN, Jakarta, Selasa, sebagaimana keterangan tertulisnya.
Yusharto menyampaikan hal itu saat menerima kunjungan Bupati Sambas Satono dan jajaran.
Pada kesempatan itu, ia mengatakan, Pemkab Sambas dapat mengupayakan pengembangan wisata desa yang tidak hanya menjadi sumber pendapatan asli desa (PADes), tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian kabupaten.
Lebih lanjut, Kepala BSKDN menyebutkan bahwa berdasarkan data pelaporan inovasi daerah pada aplikasi Indeks Inovasi Daerah (IID) tahun 2023 terdapat 2.008 inovasi terkait desa. Inovasi tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Yusharto berharap ke depan inovasi terkait desa akan semakin meningkat. Untuk itu, dirinya meminta Pemkab Sambas agar semakin giat dalam memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki untuk mengembangkan inovasi yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Ia menyarankan agar Pemkab Sambas menggali sebanyak mungkin informasi terkait pengembangan inovasi dari daerah lain. Pemkab Sambas, kata dia, juga dapat mengadopsi inovasi-inovasi dari daerah lain tersebut yang dengan nilai dan kebutuhan masyarakat Kabupaten Sambas.
Sementara itu, dalam mengadopsi inovasi, Yusharto mengingatkan agar Pemkab Sambas menghindari unsur-unsur Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) yang menimbulkan ketersinggungan.
“Banyak sekali pilihan-pilihan inovasinya. Bapak dan Ibu bebas untuk bisa mengadopsi tetapi begitu diadopsi jangan dikasih nama yang nyeleneh. Jangan kasih nama yang berorientasi merendahkan atau ada unsur SARA dan sebagainya, sehingga menimbulkan ketersinggungan,” ucapnya.
Yusharto juga mengimbau Kabupaten Sambas untuk lebih fokus pada pengembangan inovasi yang sesuai dengan karakteristik dan keunggulan lokal, sehingga tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan dapat terwujud.
"Waktu yang diberikan kepada Bapak/Ibu harus didedikasikan sebesar-besarnya untuk pembangunan masyarakat," katanya.
Baca juga: BSKDN ajak pemda kembangkan program inovatif peningkatan literasi
Baca juga: BSKDN siapkan inisiatif baru untuk tingkatkan kualitas IGA 2024
Menurut dia, amanat tersebut sesuai dengan komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa.
“Misi dari Bapak Presiden kita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran kemudian dengan memperkuat daerah-daerah dan desa. Desa harus dipandang untuk menjaga agar tidak terjadi urbanisasi yang berlebihan,” ucap Yusharto di Aula BSKDN, Jakarta, Selasa, sebagaimana keterangan tertulisnya.
Yusharto menyampaikan hal itu saat menerima kunjungan Bupati Sambas Satono dan jajaran.
Pada kesempatan itu, ia mengatakan, Pemkab Sambas dapat mengupayakan pengembangan wisata desa yang tidak hanya menjadi sumber pendapatan asli desa (PADes), tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian kabupaten.
Lebih lanjut, Kepala BSKDN menyebutkan bahwa berdasarkan data pelaporan inovasi daerah pada aplikasi Indeks Inovasi Daerah (IID) tahun 2023 terdapat 2.008 inovasi terkait desa. Inovasi tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Yusharto berharap ke depan inovasi terkait desa akan semakin meningkat. Untuk itu, dirinya meminta Pemkab Sambas agar semakin giat dalam memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki untuk mengembangkan inovasi yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Ia menyarankan agar Pemkab Sambas menggali sebanyak mungkin informasi terkait pengembangan inovasi dari daerah lain. Pemkab Sambas, kata dia, juga dapat mengadopsi inovasi-inovasi dari daerah lain tersebut yang dengan nilai dan kebutuhan masyarakat Kabupaten Sambas.
Sementara itu, dalam mengadopsi inovasi, Yusharto mengingatkan agar Pemkab Sambas menghindari unsur-unsur Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) yang menimbulkan ketersinggungan.
“Banyak sekali pilihan-pilihan inovasinya. Bapak dan Ibu bebas untuk bisa mengadopsi tetapi begitu diadopsi jangan dikasih nama yang nyeleneh. Jangan kasih nama yang berorientasi merendahkan atau ada unsur SARA dan sebagainya, sehingga menimbulkan ketersinggungan,” ucapnya.
Yusharto juga mengimbau Kabupaten Sambas untuk lebih fokus pada pengembangan inovasi yang sesuai dengan karakteristik dan keunggulan lokal, sehingga tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan dapat terwujud.
"Waktu yang diberikan kepada Bapak/Ibu harus didedikasikan sebesar-besarnya untuk pembangunan masyarakat," katanya.
Baca juga: BSKDN ajak pemda kembangkan program inovatif peningkatan literasi
Baca juga: BSKDN siapkan inisiatif baru untuk tingkatkan kualitas IGA 2024
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: