Moskow (ANTARA) - Aliansi mata-mata Five Eyes, yang terdiri dari lima negara sekutu yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat, menuduh China mendalangi serangan siber atau peretasan terhadap lembaga-lembaga pemerintah di Australia dan sekitarnya.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Direktorat Sinyal Australia pada Selasa, bekerja sama dengan badan keamanan di sejumlah negara mitra Five Eyes yaitu Jerman, Jepang dan Korea Selatan, mengklaim bahwa Kementerian Keamanan Negara China menggunakan kelompok siber Advanced Persistent Threat 40 (APT40) untuk meretas "jaringan tertentu".

"APT40 telah berulang kali menargetkan jaringan Australia serta jaringan pemerintah dan sektor swasta di kawasan ini, dan ancaman yang mereka timbulkan terhadap jaringan kami terus berlanjut… kelompok ini melakukan operasi siber berbahaya untuk Kementerian Keamanan Negara RRC (Republik Rakyat China)," demikian tulis laporan itu.

Laporan tersebut, yang berjudul "APT40 Advisory – RRC MSS tradecraft in action," menyatakan bahwa kelompok siber tersebut secara teratur melakukan pengintaian terhadap jaringan yang memiliki kepentingan untuk mengidentifikasi perangkat yang rentan, sudah habis masa pakainya atau tidak lagi dirawat, serta menerapkan eksploitasi terhadapnya.

APT40 diduga telah mencari kerentanan dalam jaringan siber tersebut sejak 2017.

China terus-menerus membantah tuduhan melakukan serangan siber para pelaku yang didukung negara dan dilaporkan menuduh AS melakukan serangan itu sendiri.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Peretas klaim curi 1 miliar data pribadi penduduk China dari polisi
Baca juga: Peretas China bobol surat elektronik dubes AS