Rahmad meyakini sinergi ini akan memperkuat komitmen bersama dalam meningkatkan produktivitas padi nasional secara berkelanjutan, sehingga berdampak pada kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Pupuk Indonesia siapkan 4.800 ton pupuk subsidi, dukung pertanian Bone
Lewat program ini, Pupuk Indonesia mendorong optimalisasi produktivitas petani, baik dengan upaya pendampingan intensif maupun edukasi penggunaan pupuk nonsubsidi agar hasil panen tetap maksimal.
Adapun pupuk nonsubsidi yang digunakan dalam program ini adalah pupuk komersial yang sudah teruji mampu meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga program ini sekaligus menjadi edukasi penggunaan agro input alternatif selain pupuk subsidi.
Selama periode Januari hingga Juni 2024, program ini telah diaplikasikan secara nasional dan berhasil mencatatkan realisasi seluas 295.904 hektare (ha) lahan dengan jumlah petani binaan sebanyak 120.320 orang.
Dalam pelaksanaannya telah diimplementasikan untuk berbagai jenis komoditas pangan, program ini telah mencatat peningkatan produktivitas petani padi sebesar 14 persen (rata-rata produktivitas meningkat dari 5,7 ton/ha menjadi 6,5 ton/ha).
Produktivitas tanaman jagung juga meningkat sebesar 23 persen, dari 4,7 ton/ha menjadi 5,8 ton/ha, produktivitas tanaman tebu turut naik sebesar 3 persen dari 66,2 ton/ha menjadi 68 ton/ha, dan produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat 7 persen dari semula 22,84 ton/ha menjadi 24,44 ton/ha.
Baca juga: Pupuk Indonesia siap penuhi kebutuhan pupuk di Sulawesi Selatan
Baca juga: Pupuk Indonesia cek pendistribusian pupuk bersubsidi di Karawang