Cirebon (ANTARA) - Kepala Perum Bulog Cabang Cirebon, Jawa Barat, Ramaijon Purba memastikan ketersediaan beras di willayahnya aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir 2024, dengan stok mencapai 46 ribu ton.

“Jumlah serapan beras sekitar 70 ribu ton, yang sebagian sudah disalurkan. Sisa cadangan yang tersimpan 46 ribu ton dan dipastikan aman,” kata Rama di Cirebon, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa cadangan beras tersebut digunakan untuk beberapa program yang dijalankan oleh Bulog Cirebon. Salah satunya yakni penyaluran bantuan pangan.

Baca juga: Bulog sebut jadi korban tuduhan "mark up" beras impor tanpa fakta

Khusus bantuan pangan, kata dia, setiap bulan telah dialokasikan sebanyak 6.000 ton beras yang disalurkan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten dan Kota Cirebon, Majalengka, serta Kuningan.

Saat ini, pihaknya telah mengalokasikan beras untuk keperluan penyaluran bantuan pangan tahap ketiga pada 2024.

“Jadi cadangan beras ini tetap aman, karena untuk tiga bulan alokasi bantuan pangan itu sekitar 18 ribu ton. Sisa.stoknya masih banyak,” ujarnya.

Selain bantuan pangan, Rama menjelaskan stok tersebut dipakai juga untuk beras SPHP yang didistribusikan guna menjaga harga dari komoditas ini tetap stabil.

Ia menuturkan penyebaran beras SPHP menyasar ke semua pasar tradisional, melalui pedagang yang sudah bekerja sama dengan Bulog. Sebagian juga disalurkan ke ritel modern.

Pada umumnya, setiap pedagang atau pengecer resmi mendapatkan jatah alokasi maksimal dua ton beras SPHP per pekan. Tetapi, jumlah itu tetap disesuaikan dengan kemampuan para penjual.

Baca juga: Bulog Aceh membeli gabah petani sebanyak 1.788 ton
Ia mengatakan permintaan beras SPHP di wilayahnya masih relatif tinggi, sehingga penyaluran komoditas ini bakal terus dioptimalkan.

“Untuk beras SPHP medium yang saat ini disalurkan nilainya mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) terbaru, yakni dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kg,” ucap dia.

Dia menambahkan untuk menjaga cadangan beras tercukupi, Bulog Cirebon tetap melakukan penyerapan beras dari petani. Namun kuantitasnya menurun dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.

“Jadi kami pastikan ketersediaan tetap ada saehingga stok beras ini bisa memenuhi kebutuhan warga,” ucap dia.