Surabaya (ANTARA News) - Hujan abu melanda Kota Surabaya, Jumat pagi, sehingga warga kota terlihat mengenakan masker, helm, payung, dan sapu tangan untuk menepis abu dari erupsi Gunung Kelud (13/2).
"Sejak pagi, hujan abu turun, sehingga genteng rumah kami diselimuti abu," kata warga Margorejo, Surabaya, Sutrisno, sesaat hendak berangkat kerja.
Oleh karena itu, dirinya terpaksa mengenakan masker dan helm. "Kabarnya memang Gunung Kelud meletus semalem (13/2)," kata karyawan yang selalu mengendarai sepeda motor.
Pewarta Antara di Surabaya melaporkan kota yang berjarak 120 kilometer dari Kediri dan 140 kilometer dari Blitar (kawasan Gunung Kelud) itu diterpa hujan abu yang menyebabkan jalanan berdebu.
Selain itu, sejumlah kendaraan bermotor terlihat menyalakan lampu dan berjalan agak pelan, karena jarak pandang juga hanya ratusan meter akibat tertutup debu.
Hingga Jumat pukul 07.00 WIB, hujan abu masih terlihat menerpa kota. "Persis salju kecil di luar negeri," kata warga Wonocolo, Anas.
Sebagian ibu-ibu yang berbelanja di pagi hari terlihat membawa payung dan sebagian lagi menutup muka dengan sapu tangan. "Kalau tidak begini, mata bisa kelilipen," kata warga Jemurwonosari, Santi.
Apalagi, embusan angin di Kota Pahlawan terlihat agak kencang, sehingga anak-anak sekolah pun mengenakan kacamata, masker, dan sebagian berjalan dengan mengenakan helm.
Sementara itu, mobil, mikrolet, bus kota, dan sepeda motor di jalanan juga terlihat kotor akibat diselimuti debu, bahkan sejumlah mobil mewah pun tampak kotor sekali.
Letusan Gunung Kelud antara lain terjadi pada tahun 1990, sebelumnya tahun 1966 setelah Gerakan 30 September dan tahun 1955. Letusan tahun 1990 menewaskan sekitar 250 orang dan letusan terakhir terjadi pada 2007, namun bersifat "letusan tertahan". (*)
Surabaya diterpa hujan abu Kelud
14 Februari 2014 07:49 WIB
Hujan abu Gunung Kelud memaksa sekolah-sekolah di Yogyakarta diliburkan. (istimewa)
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: