Moskow (ANTARA) - Anggota Parlemen Eropa dari partai sayap kanan National Rally, Gilles Lebreton berpendapat bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron akan mundur jika perdana menteri sayap kiri yang dipilihnya untuk memimpin pemerintahan koalisi baru ternyata gagal dalam memerintah.
"Presiden Macron kemungkinan akan menunjuk seorang Perdana Menteri sayap kiri, yang akan memimpin pemerintahan koalisi yang terdiri dari NFP (tidak termasuk partai sayap kiri La France Insoumise), partai-partai tengah, dan partai sayap kanan LR (The Republicans)," kata Lebreton kepada Sputnik, Selasa (9/7).
Dia melanjutkan, jika dia (Macron) tidak berhasil, atau jika koalisi ini gagal bekerja dengan baik, dia tidak punya pilihan lain selain mengundurkan diri. Opsi lain bisa jadi membubarkan Majelis Nasional lagi, tetapi konstitusi Prancis melarang Macron melakukannya kurang dari setahun setelah pembubaran sebelumnya, kata Lebreton.
Sebelumnya pada Juni, Macron mengumumkan pembubaran majelis rendah parlemen Prancis dan mengadakan pemilihan parlemen dengan sistem dua putaran.
Koalisi New Popular Front memenangkan pemilihan parlemen, dengan perolehan 182 kursi di Majelis Nasional yang berjumlah 577 kursi, diikuti oleh koalisi sentris Macron dengan 168 kursi dan National Rally dengan 143 kursi.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Presiden Macron tolak pengunduran diri PM Attal usai kalah pemilu
Baca juga: Aliansi sayap kiri Prancis tolak berkoalisi dengan blok tengah Macron
Lebreton: Macron bakal mundur jika pemerintahan koalisi baru gagal
9 Juli 2024 16:39 WIB
Arsip - Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris, Minggu (10/4/2022). ANTARA/Xinhua/Gao Jing/am.
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: