KLHK: Data laut Indonesia penting dilengkapi untuk konservasi
9 Juli 2024 16:35 WIB
Tangkapan layar - Plt. Direktur PDLKWS KLHK Sasmita Nugroho dalam diskusi Nusantara Ocean Week yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (9/8/2024). ANTARA/Prisca Triferna.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menekankan pentingnya kelengkapan data mengenai laut Indonesia dalam upaya konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan lewat penetapan ekoregion, dan terus melakukan upaya meningkatkan informasi yang dimiliki.
Dalam diskusi Nusantara Ocean Week yang diikuti secara daring dari Jakarta Selasa, Plt. Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor (PDLKWS) KLHK Sasmita Nugroho mengatakan, penetapan ekoregion dilakukan untuk memberikan pemahaman secara rinci mengenai karakteristik suatu wilayah berdasarkan ekosistemnya, termasuk terkait potensi dan limitasi suatu daerah.
Direktur PDLKWS KLHK Sasmita menjelaskan, pembagian wilayah ekoregion sendiri memiliki dua jenis yaitu wilayah daratan dan perairan atau lautan.
"Kalau di daratan kami lengkap, informasi geologinya lengkap, informasi morfologi lengkap, sehingga kami bisa memahami karakteristik bentang alami di daratan. Pada saat bicara laut dari tahun 2012, bicara geologi Indonesia ternyata tidak lengkap pada skala-skala itu," katanya.
Menurutnya, informasi geologi laut seluruh Indonesia tidak selengkap jika dibandingkan dengan data mengenai lanskap daratan. Padahal, dalam penentuan ekoregion laut diperlukan beberapa data dan informasi selain geologi, termasuk terkait morfologi, batimetri, oseanografi, dan keanekaragaman hayati.
Hal itu diperlukan karena pemahaman akan suatu wilayah tidak terbatas hanya terkait daratan, katanya, tapi terdapat koneksi dengan ekosistem laut.
"Akhirnya di tahun 2023 kami mulai melakukan penelitian untuk geomorfologi laut dangkal di Indonesia, sudah dipetakan di 250 ribu. Tahun ini kami -memetakan- 50 ribu untuk memahami proses dan fungsi ekosistem di wilayah laut dangkal di seluruh Indonesia," katanya.
KLHK bekerja sama degan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendapatkan data tambahan mengenai ekosistem laut dangkal di Tanah Air.
Selain itu, dia mengatakan pihaknya juga terus melakukan upaya untuk mendapatkan data penting untuk penetapan ekoregion laut, termasuk mengenai manusia atau masyarakat yang terkait dengan aktivitas dan ekosistem laut.
Dalam diskusi Nusantara Ocean Week yang diikuti secara daring dari Jakarta Selasa, Plt. Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor (PDLKWS) KLHK Sasmita Nugroho mengatakan, penetapan ekoregion dilakukan untuk memberikan pemahaman secara rinci mengenai karakteristik suatu wilayah berdasarkan ekosistemnya, termasuk terkait potensi dan limitasi suatu daerah.
Direktur PDLKWS KLHK Sasmita menjelaskan, pembagian wilayah ekoregion sendiri memiliki dua jenis yaitu wilayah daratan dan perairan atau lautan.
"Kalau di daratan kami lengkap, informasi geologinya lengkap, informasi morfologi lengkap, sehingga kami bisa memahami karakteristik bentang alami di daratan. Pada saat bicara laut dari tahun 2012, bicara geologi Indonesia ternyata tidak lengkap pada skala-skala itu," katanya.
Menurutnya, informasi geologi laut seluruh Indonesia tidak selengkap jika dibandingkan dengan data mengenai lanskap daratan. Padahal, dalam penentuan ekoregion laut diperlukan beberapa data dan informasi selain geologi, termasuk terkait morfologi, batimetri, oseanografi, dan keanekaragaman hayati.
Hal itu diperlukan karena pemahaman akan suatu wilayah tidak terbatas hanya terkait daratan, katanya, tapi terdapat koneksi dengan ekosistem laut.
"Akhirnya di tahun 2023 kami mulai melakukan penelitian untuk geomorfologi laut dangkal di Indonesia, sudah dipetakan di 250 ribu. Tahun ini kami -memetakan- 50 ribu untuk memahami proses dan fungsi ekosistem di wilayah laut dangkal di seluruh Indonesia," katanya.
KLHK bekerja sama degan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendapatkan data tambahan mengenai ekosistem laut dangkal di Tanah Air.
Selain itu, dia mengatakan pihaknya juga terus melakukan upaya untuk mendapatkan data penting untuk penetapan ekoregion laut, termasuk mengenai manusia atau masyarakat yang terkait dengan aktivitas dan ekosistem laut.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: