Kayuagung, OKI (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), mengadakan orientasi pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) bagi calon dan pengantin baru di daerah itu.

"Pemkab Ogan Komering Ilir fokus pada upaya pencegahan stunting sejak dini, salah satunya melalui pendampingan calon pengantin dan pasangan yang baru menikah oleh TPK," kata Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Ogan Komering Ilir Antonius Leonardo saat Orientasi Pendampingan TPK di Kayuagung, Selasa.

Ia menjelaskan kegiatan itu untuk meningkatkan pelayanan dan pengukuran 150 orang calon pengantin dan pasangan baru menikah dari enam kecamatan yang ada di daerah itu. Kegiatan itu juga untuk mendukung upaya percepatan penanganan keluarga berisiko stunting.

Pendampingan, lanjutnya, diarahkan terhadap keluarga yang berisiko yaitu pendampingan kepada calon pengantin, pendampingan pasangan baru menikah, pendampingan terhadap ibu hamil, pendampingan terhadap ibu pasca-melahirkan, pendampingan terhadap ibu menyusui dan pendampingan terhadap bayi baru lahir sampai pada umur dua tahun.

Pemkab Ogan Komering Ilir ​​​​​​​ komitmen untuk mengatasi stunting yang merupakan masalah serius dalam jangka panjang bagi anak-anak. Sebab stunting dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental, serta penurunan kemampuan belajar.

Pihaknya menaruh harapan besar kepada para TPK untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada para calon pengantin dan pasangan yang baru menikah.

“Diharapkan melalui upaya ini, angka stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat ditekan secara signifikan,” kata Antonius Leonardo.

Sementara itu perwakilan dari BKKBN Sumsel Muhammad Jumliadi menyebutkan TPK akan mendampingi calon pengantin dan pasangan baru menikah selama tiga bulan pertama pernikahan.

Para TPK akan memberikan edukasi tentang stunting, membantu mengukur tinggi badan dan berat badan pasangan, serta membantu mengurus dokumen kependudukan yang diperlukan untuk mengakses layanan kesehatan dan pendidikan bagi anak.

"Dengan pendampingan TPK yang intensif, diharapkan calon pengantin dan pasangan baru menikah dapat lebih memahami tentang bahaya stunting dan cara pencegahannya, sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang sehat dan bebas stunting," katanya.