Blitar (ANTARA News) - Tebaran abu Gunung Kelud yang berada pada ketinggian 1.776 meter di atas permukaan Laut (DPL), memasuki Jumat dini hari sudah sampai daerah Selorejo, wilayah timur Kabupaten Blitar yang berbatasan dengan Ngantang, Kabupaten Malang.

Wartawan Antara yang berada pada radius 15 kilometer dari Gunung Kelud di daerah Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jumat dini hari melaporkan, wilayah yang mendapat tebaran abu vulkanik dan beberapa daerah diikuti hujan kerikil itu tergantung arah dan kecepatan angin.

"Kami heran, beberapa jam setelah Gunung Kelud dilaporkan meletus, Kamis (13/2) pada pukul 22.59 WIB, tebaran abu vulkanik sudah sampai daerah kami di wilayah bagian utara Selorejo," ujar Darmiyati, warga setempat yang dihubungi per telepon.

Sementara Isnu, warga Kutukan, wilayah utara Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, yang termasuk daerah "garis merah" yang harus diungsikan, mengaku warga masih berbondong-bondong mengungsi di bawah tebaran abu dari erupsi Gunung Kelud.

"Daerah saya kira-kira tujuh kilometer dari puncak Gunung Kelud, semua warga harus diungsikan. Alamdulillah listrik masih menyala, sehingga kondisinya terang," ujarnya.

Warga yang hingga dini hari itu masih banyak yang begadang di pinggir-pinggir jalan yang tidak terhalang gedung dan pepohonan, sehingga bisa menyaksikan semburan lava pijar dan "tatit" atau kilat dari Gung Kelud, umumnya merasa heran, sebagian daerah yang jauh sudah dilanda abu dan kerikil, sementara yang cukup dekat, seperti Kecamatan Talun, masih aman.

"Mudah-mudahan daerah sekitar komplek perumahan ini tetap aman seperti malam ini, tanpa tebaran abu, apalagi kerkil," ujar Prima, warga Perumahan Pondok Delta, Kaweron, Kecamatan Talun, yang begadang bersama banyak warga setempat.

Tebaran abu dan kerikil vulkanik itu sebelumnya dilaporkan sampai daerah Ngantru, Kabupaten Tulungangung, yang berbatasan dengan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar.

Sementara itu gemuruh dan geluduk erupsi Kelud, sekitar pukul 02.00 WIB sudah mulai mereda, namun sumburan lava pijar dan cahaya "tatit" seperti kilat petir masih terus berseliweran di langsit di atas Gunung Kelud.

"Tatit" atau kilat umumnya berupa cahaya yang meluncur panjang, kemudian saling beradu dan cahayanya terlihat membentuk segitiga. (*)