Untuk menambah pasokan kebutuhan beras, dia menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI memiliki beberapa upaya seperti mengembangkan sawah abadi yang terletak di Ujung Menteng (luas tiga hektare) dan Cakung, Jakarta Timur (luas 5,2 hektare).
Adanya sawah abadi ini bertujuan untuk menyiapkan benih yang kemudian diserahkan ke petani setempat sebagai bentuk bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI.
Kemudian, Pemerintah Provinsi DKI juga menggandeng sejumlah BUMD pangan seperti Food Station serta beberapa daerah untuk memenuhi stok pangan di Jakarta.
"Penyiapan beras kita kerjasama dengan daerah lain misalnya dari daerah Sumedang kita beli," ujarnya.
Selanjutnya, Pemerintah Provinsi DKI untuk menambah ketersediaan beras yakni mengadakan sembako murah untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
"Ini diselenggarakan karena ada program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) dari Bank DKI, makanya warga bisa membayar Rp100 ribu per paket kalau di pasar bisa sampai Rp155 ribu," jelasnya.
Pemerintah Provinsi DKI menyiapkan program pasar murah di 44 kecamatan pada 2024 sebagai tindak lanjut dari arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar Pemprov DKI dapat mengendalikan inflasi.
Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI mencatat kebutuhan beras Jakarta mencapai 3.000 ton per hari demi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Kebutuhan itu tentunya tidak sebanding dengan luas sawah di Jakarta yang kurang dari 414 hektare (ha). Persebaran itu meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Baca juga: BUMD pangan telah berperan stabilkan harga dan pasokan pangan
Baca juga: Pemprov DKI pastikan harga beras stabil melalui kecukupan stok
Baca juga: Food Station diminta perbanyak distribusi beras medium