Tim SAR: Warga dirikan tenda di tambang longsor picu korban bertambah
9 Juli 2024 11:38 WIB
Tim SAR gabungan mengevakuasi jasad korban tanah longsor di areal tambang emas rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (8/7/2024). ANTARA/HO- Basarnas.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengungkapkan banyaknya warga mendirikan tenda di bawah areal tambang emas rakyat yang longsor di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo telah berimplikasi pada jumlah korban yang terdampak.
"Dari posko melaporkan di bawah longsoran itu ada banyak camp warga. Ada ibu dan anak juga yang menjadi korban sudah ditemukan," kata laporan dari pusat koordinasi operasi SAR Basarnas yang diterima di Jakarta, Selasa.
Data terkini yang telah tercatat di posko utama operasi SAR gabungan di Desa Tulabolo Timur total jumlah korban bertambah jadi sebanyak 104 orang pada Senin (8/7) malam, dari sebelumnya 72 orang.
Dari jumlah korban tersebut dilaporkan sebanyak 12 orang meninggal dunia, 44 orang selamat dengan luka ringan dan berat, kemudian korban hilang yang masih dalam pencarian sebanyak 48 orang.
Para korban meninggal dan luka-luka dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Bone Bolango dan Gorontalo.
Baca juga: Korban meninggal dalam longsor di tambang Gorontalo bertambah
Baca juga: BNPB perbaiki tambang longsor di Gorontalo asalkan aset pemerintah
Basarnas belum mengetahui secara persis penyebab longsor di areal tambang rakyat dan sekitarnya itu. Namun sementara ini menurut tim SAR di lapangan hujan berintensitas sedang- deras yang mengguyur dalam waktu cukup lama sejak Sabtu (6/7) hingga Senin malam turut memperparah dampak longsor yang ditimbulkan karena tanah menjadi semakin labil.
Dalam keterangan terpisah dari Kepala Kantor SAR Gorontalo Heriyanto mengatakan hujan yang terus mengguyur kemarin malam juga cukup sempat menghentikan sebentar operasi pencarian dan evakuasi para korban yang dilakukan oleh ratusan personel tim SAR gabungan untuk selanjutnya kembali dilanjutkan pagi ini (hari ke tiga).
Dalam hambatan itu, dia memastikan tim gabungan berkomitmen untuk terap melakukan upaya semaksimal mungkin, memanfaatkan segenap peralatan SAR mumpuni dan sumber daya yang ada untuk mencari, mengevakuasi para korban setidaknya dalam tujuh hari.
Sebelumnya, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo, Sabtu (6/7) dan ada jiwa yang terancam untuk segera membutuhkan pertolongan.
Informasi awal yang diterima peristiwa tanah longsor terjadi pada tengah malam sekitar pukul 23.45 Wita. Saat itu sebagian korban sedang beristirahat dan tertidur pulas di beberapa perkemahan atau warung yang ada di lokasi tambang.
Baca juga: 230 personel gabungan dikerahkan mencari korban longsor Gorontalo
Baca juga: Basarnas kerahkan kekuatan penuh cari 17 penambang emas di Gorontalo
Baca juga: SAR temukan 8 korban longsor tambang di Gorontalo meninggal dunia
"Dari posko melaporkan di bawah longsoran itu ada banyak camp warga. Ada ibu dan anak juga yang menjadi korban sudah ditemukan," kata laporan dari pusat koordinasi operasi SAR Basarnas yang diterima di Jakarta, Selasa.
Data terkini yang telah tercatat di posko utama operasi SAR gabungan di Desa Tulabolo Timur total jumlah korban bertambah jadi sebanyak 104 orang pada Senin (8/7) malam, dari sebelumnya 72 orang.
Dari jumlah korban tersebut dilaporkan sebanyak 12 orang meninggal dunia, 44 orang selamat dengan luka ringan dan berat, kemudian korban hilang yang masih dalam pencarian sebanyak 48 orang.
Para korban meninggal dan luka-luka dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Bone Bolango dan Gorontalo.
Baca juga: Korban meninggal dalam longsor di tambang Gorontalo bertambah
Baca juga: BNPB perbaiki tambang longsor di Gorontalo asalkan aset pemerintah
Basarnas belum mengetahui secara persis penyebab longsor di areal tambang rakyat dan sekitarnya itu. Namun sementara ini menurut tim SAR di lapangan hujan berintensitas sedang- deras yang mengguyur dalam waktu cukup lama sejak Sabtu (6/7) hingga Senin malam turut memperparah dampak longsor yang ditimbulkan karena tanah menjadi semakin labil.
Dalam keterangan terpisah dari Kepala Kantor SAR Gorontalo Heriyanto mengatakan hujan yang terus mengguyur kemarin malam juga cukup sempat menghentikan sebentar operasi pencarian dan evakuasi para korban yang dilakukan oleh ratusan personel tim SAR gabungan untuk selanjutnya kembali dilanjutkan pagi ini (hari ke tiga).
Dalam hambatan itu, dia memastikan tim gabungan berkomitmen untuk terap melakukan upaya semaksimal mungkin, memanfaatkan segenap peralatan SAR mumpuni dan sumber daya yang ada untuk mencari, mengevakuasi para korban setidaknya dalam tujuh hari.
Sebelumnya, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo, Sabtu (6/7) dan ada jiwa yang terancam untuk segera membutuhkan pertolongan.
Informasi awal yang diterima peristiwa tanah longsor terjadi pada tengah malam sekitar pukul 23.45 Wita. Saat itu sebagian korban sedang beristirahat dan tertidur pulas di beberapa perkemahan atau warung yang ada di lokasi tambang.
Baca juga: 230 personel gabungan dikerahkan mencari korban longsor Gorontalo
Baca juga: Basarnas kerahkan kekuatan penuh cari 17 penambang emas di Gorontalo
Baca juga: SAR temukan 8 korban longsor tambang di Gorontalo meninggal dunia
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: