Jakarta (ANTARA) - Founder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengusulkan lima pilar strategi pengembangan sektor logistik Indonesia kepada pemerintahan baru sehingga bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Strategi pengembangan logistik, SCI menyampaikan rekomendasi komprehensif strategi pengembangan sektor logistik Indonesia untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan lima pilar yang saling terkait," kata Setijadi dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Setijadi menyebutkan lima pilar tersebut, yakni pertama, rantai pasok komoditas mencakup fokus komoditas, hilirisasi, pemetaan hingga pengembangan rantai pasok terintegrasi.

Kedua, pembangunan wilayah, terdiri atas upaya pengembangan komoditas potensial wilayah dan peningkatan nilai tambahnya, serta upaya integrasi pengembangan dan pengubahan paradigma logistik.

Ketiga, konektivitas, meliputi pengembangan infrastruktur, penataan hub & spoke, pengembangan transportasi multimoda secara end-to-end, dan pemanfaatan teknologi informasi.

Keempat, kompetensi dan kapabilitas, mencakup pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM), serta peningkatan proses dan teknologi, serta pengembangan jaringan global.

Kelima, regulasi dan kelembagaan, terdiri atas pembentukan UU logistik sebagai target jangka menengah, revisi Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pembentukan badan logistik nasional, dan harmonisasi regulasi.

Dia menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada 2023 tumbuh 5,05 persen. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,69 persen pada 2021 dan 5,31 persen pada 2022.

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun itu, lanjut Setijadi, diperlukan perencanaan dan upaya yang keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai yang ditarget Presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Sektor logistik berpotensi penting untuk pencapaian target pertumbuhan itu, termasuk untuk mendukung berbagai fokus yang disebutkan Prabowo itu," ucap Setijadi.

Lebih lanjut, Setijadi mengatakan bahwa untuk mendukung target pertumbuhan itu, perlu perencanaan pembangunan terintegrasi antar berbagai sektor termasuk dengan sektor logistik.

Menurut dia, paradigma pembangunan dan pengembangan sektor logistik perlu diubah dari “ship follows the trade” menjadi “ship promotes the trade”, terutama untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah yang kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah.

Setijadi mencatat, pada Triwulan I-2024 wilayah Jawa berkontribusi PDB tertinggi sebesar 57,70 persen, diikuti Sumatera (21,85 persen), Kalimantan (8,19 persen), dan Sulawesi (6,89 persen), Bali dan Nusra (2,75 persen) serta Maluku dan Papua (2,62 persen).

"Walaupun, tingkat pertumbuhan tertinggi pada Triwulan itu adalah Maluku & Papua (12,15 persen) serta Sulawesi (6,35 persen)," kata Setijadi.

Baca juga: Pos Indonesia: Transformasi kunci hadapi tantangan industri logistik
Baca juga: Wapres Ma'ruf minta ALFI kaji skema memperkuat sistem logistik RI