Jakarta (ANTARA) - PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp2 triliun untuk tahun anggaran 2025 yang diperlukan untuk menyelesaikan delapan proyek strategis, baik proyek baru maupun yang masih berjalan.

Dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan proyek-proyek tersebut antara lain pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi 2 senilai Rp5,5 triliun dengan alokasi PMN Rp600 miliar, serta Jalan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) kawasan pertahanan dan keamanan senilai Rp1,35 triliun dengan rencana alokasi PMN Rp100 miliar.

“Dalam PMN 2024 ada alokasi untuk Tol Serang-Panimbang, tetapi Seksi II ini mengalami pembengkakan biaya karena konstruksinya banyak dikerjakan dengan elevated jadi perlu penambahan biaya,” kata Agung.

Proyek-proyek lainnya adalah pembangunan jaringan interkoneksi instalasi pengolahan air Sepaku di Ibu Kota Nusantara (IKN), jalan Tol Semarang-Demak 1B, proyek Terminal II Bandara Hang Nadim di Batam.

Selanjutnya, anggaran PMN tersebut juga rencananya akan digunakan untuk pembangunan LPG Refrigerated Tuban Fase II di Jawa Timur, revitalisasi Dermaga Gospier di Integrated Terminal Surabaya, dan pembangunan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis di Bali.

“Ini akan kami pakai sama seperti tahun lanjutan 2024 sebagai tambahan modal kerja untuk proyek-proyek strategis yang dikerjakan oleh WIKA pada 2025 yang hampir semuanya harus selesai tuntas pada 2025,” ucap dia.

Agung mengatakan tambahan PMN Rp2 triliun pada 2025 akan mempercepat proses penyehatan keuangan WIKA dan memperlancar penyelesaian proyek-proyek yang sedang dikerjakan.

“Dengan tambahan PMN Rp2 triliun ini, target kami debt to EBITDA di bawah 5 kali bisa tercapai lebih cepat tiga tahun yaitu pada 2038,” tambahnya.

Baca juga: Pengamat: Kenaikan rating WIKA akan munculkan sikap positif investor
Baca juga: Wijaya Karya raih kontrak baru Rp5,68 triliun di kuartal I-2024
Baca juga: RUPST Wijaya Karya rombak jajaran direksi