Tokyo (ANTARA) - Sejumlah warga negara Indonesia di Jepang membagikan beberapa kiat dalam menghadapi musim panas di negara itu yang tahun ini terbilang ekstrem sebab suhu sudah mencapai di atas 35 derajat hampir di seluruh jepang.
Izzah saat dihubungi di Tokyo, Senin, menganjurkan untuk selalu menyiapkan tisu pendingin, membawa payung dan air minum saat keluar rumah.
“Dalam dua tahun terakhir ini saya juga terbiasa membawa sunglasses, lumayan untuk mengurangi kontak sinar UV dan agar kepala tidak terlalu pusing,” katanya.
Untuk yang berhijab, lanjut dia, bisa membeli pendingin berbentuk cincin yang dipakai di leher atau semprotan dingin.
WNI yang sudah tinggal selama enam tahun di Jepang itu juga berpesan kepada WNI baik yang baru datang atau berwisata saat musim panas untuk tidak meremehkan cuaca di Negeri Sakura itu sebab tingkat kelembapannya tinggi.
“Jangan meremehkan musim panas di Jepang karena di Indonesia sudah terbiasa jadi mungkin enggak terlalu dipikirkan, harus hati-hati juga apalagi kalau yang badannya udah adjust (menyesuaikan) dengan empat musim agak kaget dengan panasnya di Jepang,” katanya.
Selain agar terhindar panas, dia juga mengingatkan untuk menjaga kenyamanan bersama di wilayah publik sebab biasanya musim panas rentan bau badan, terutama di dalam kereta.
Vidya Gatari, WNI yang tinggal di Prefektur Chiba juga memiliki persiapan yang unik, di antaranya melakukan perawatan rutin kulkas, kipas angin dan pendingin ruangan.
“Servis kulkas karena kami perlu es batu dan es krim. Cek kondisi kipas angin dan AC kalau bisa bersihkan filternya karena perlu selama di rumah,” katanya.
Selain itu, dia juga menyuplai peralatan anti serangga, pendingin badan dan memastikan adanya barley tea di rumah untuk mineral tubuh.
“Saya juga tanya-tanya warga lokal tentang makanan yang osusume (direkomendasikan) selama musim panas,” kata diaspora yang sudah delapan tahun di Jepang itu.
Jika ada anggota keluarga yang terkena serangan panas, lanjut Vidya, anggota keluarga lain pergi keluar membeli sayur dan buah yang berair dan kompres berbentuk gel untuk tubuh dan menghindari begadang.
Begitu pula dengan Yusup, WNI yang tinggal di Tokyo mengatakan salah satu persiapannya adalah membeli pakaian tipis dan longgar guna mengurangi keringat berlebih.
“Saya dan keluarga juga sedapat mungkin membawa termos berisikan air es dan minuman yang mengandung ion,” katanya yang sudah bermukim 16 tahun di Jepang itu.
Yusup yang berprofesi sebagai perawat juga berpesan agar minum yang teratur sedikit demi sedikit setiap hari untuk menjaga asupan cairan tubuh dan mengaplikasikan krim tabir surya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Jepang, rata-rata di wilayah Jepang suhu mencapai di atas 35 derajat Celcius, termasuk wilayah Kanto yang meliputi Tokyo, Chiba, Saitama dan Kanagawa.
Menurut data media setempat, 198 orang di Tokyo dilarikan ke rumah sakit akibat terkena serangan panas.
Pemerintah Indonesia melalui KBRI Tokyo juga mengimbau WNI untuk menjaga kesehatan selama musim panas di Jepang dengan menggunakan patung atau topi, banyak minum air putih, kenakan pakaian longgar dan aplikasikan tabir surya.
Baca juga: Jepang membara, WNI rasakan cuaca panas ekstrem
Baca juga: Dubes RI imbau WNI di Jepang waspadai perubahan cuaca ekstrem
Baca juga: Longsor akibat hujan di Jepang sebabkan 3 orang tewas, 113 hilang
Laporan dari Jepang
WNI bagikan kiat hadapi musim panas di Jepang
8 Juli 2024 21:33 WIB
Dua warga Jepang menggunakan payung untuk berlindung dari cuaca di musim panas. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: