Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia masih mencatat tren yang positif dengan nilai penawaran umum mencapai Rp120 triliun pada Juni 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, pihaknya mencatat hingga Juni 2024 terdapat 25 emiten baru yang mendaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Di sisi penggalangan dana Securities Crowd Funding (SCF) hingga Juni 2024 telah terdapat 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin OJK dengan 548 penerbit, 156 ribu pemodal dan total dana SCF yang dihimpun sebesar Rp1,11 triliun,” kata Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK di Jakarta, Senin.

Inarno memaparkan, pada Juni 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi -2,88 persen ke level 7.063,58 (ytd).

“Dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp12.092 triliun atau naik 3,58 persen ytd serta membuka net sell sebesar Rp7,73 triliun ytd,” katanya.

Adapun indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,55 persen ytd ke level 380,42 dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) pada 28 juni 2024 rata-rata naik sebesar 33,20 persen secara ytd, sementara untuk non resident mencatatkan net sell sebesar Rp33,96 triliun.

Dari segi kinerja bursa karbon, Inarno menjelaskan, selama periode 26 September 2023 sampai dengan 28 Juni 2024, tercatat sudah ada 67 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume 608.740 ton CO2 equivalent dengan nilai Rp36,79 miliar.

Selain itu, net subscribtion reksa dana per 28 Juni 2024 tercatat mengalami penurunan sebesar Rp7,88 triliun.

“Dalam rangka penegakan ketentuan di bidang pasar modal, pada Juni 2024, OJK mengenakan sanksi administratif berupa denda atas kasus kepada satu pemegang saham emiten dan satu pihak lainnya sebesar 7.250 juta,” katanya.

Baca juga: OJK paparkan strategi hadapi tekanan terhadap IHSG
Baca juga: OJK: Papan Pemantauan Khusus ditujukan ciptakan pasar modal teratur
Baca juga: Penyidik OJK selesaikan 123 perkara hingga Mei 2024