Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup melemah 2,39 poin atau 0,03 persen ke posisi 7.250,97. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,30 poin atau 0,25 persen ke posisi 904,32.

“Bursa regional Asia bergerak cenderung terkoreksi turut menekan pergerakan IHSG, tampaknya pasar cenderung menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan China pada pekan ini," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Di sisi lain, pasar mencermati perkembangan perang dagang antara Uni Eropa dan China karena memburuknya hubungan akibat penerapan kenaikan tarif Uni Eropa pada mobil listrik China.

Uni Eropa menaikkan bea masuk atas impor mobil listrik China hingga hampir 38 persen dalam upaya melindungi industri otomotif mereka, sehingga menambah tekanan pada Beijing di tengah perang dagang yang sedang berlangsung dengan AS.

Menantikan data inflasi China, data tersebut tentunya untuk menopang dan mengukur kesehatan perekonomian, mengingat China merupakan salah satu kekuatan ekonomi di global.

Data cadangan devisa China turun 9,7 miliar dolar AS menjadi 3,222 triliun dolar AS pada Juni 2024 dari 3,232 triliun dolar AS pada Mei 2024, karena dolar menguat terhadap mata uang lainnya.

Dari dalam negeri, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) periode Juni menurun dibandingkan dengan Mei 2024, yang mana Bank Indonesia (BI) dalam rilisnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia turun menjadi 123,3 pada bulan Juni 2024 dari 125,2 pada Mei 2024, yang merupakan angka terendah sejak Februari 2024.

Meskipun menurun, mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat, yang tercermin dari IKK Juni 2024 berada pada level optimis di atas 100.

Namun demikian, IKK tentunya tetap menjadi perhatian karena penurunan ini tidak terlepas sikap konsumen dalam konsumsinya di tengah masih dibayangi ketidakpastian ekonomi global dampak dari inflasi dan suku bunga sehingga mendorong konsumen cenderung menahan diri untuk membelanjakannya.

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat dipimpin oleh sektor properti yang naik sebesar 2,55 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen non primer yang masing-masing naik sebesar 1,55 persen dan 1,29 persen.

Sedangkan, tiga sektor turun yaitu sektor energi turun paling dalam minus 0,44 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor keuangan yang masing-masing turun sebesar 0,22 persen dan 0,20 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu GOLF, WIKA, BLES, ISEA dan WTON. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ATLA, ESTA, PART, JARR dan KKGI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.273.187 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,85 miliar lembar saham senilai Rp10,76 triliun. Sebanyak 318 saham naik 256 saham menurun, dan 223 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 131,69 poin atau 0,32 persen ke 40,780,69, indeks Hang Seng melemah 275,54 poin atau 1,55 persen ke 17.524,06, indeks Shanghai melemah 27,47 poin atau 0,93 persen ke 2.922,44, dan indeks Strait Times melemah 6,34 poin atau 0,19 persen ke 3.404,46.

Baca juga: Pelindo siap lepas 65 persen saham jalan tol Cibitung-Cilincing
Baca juga: Superbank dapat tambahan investasi Rp1,2 triliun dari pemegang saham
Baca juga: BEI: Pasar modal stabil ciptakan ekonomi inklusif dan berkelanjutan