Negara tetangga stop provokasi
13 Februari 2014 07:29 WIB
Profil kapal perang korvet kelas KDB Nakhoda Ragam yang (saat itu) dipesan Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam dari BAE System Maritime-Naval Ships. Kini ketiga kapal perang itu diakuisisi Indonesia, salah satunya dinamai KRI Usman-Harun-359. (wikipedia)
Palembang (ANTARA News) - Seorang peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Wibowo, negara tetangga Indonesia sebaginya menyetop provokasi demi kedamaian di kawasan ASEAN.
"Saya minta agar negara tetangga tetap berlaku baik serta menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan-tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan," kata Ketua Media Center dia, Rajab Ritonga, di Palembang, Kamis.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman berkarir sebagai militer selama 33 tahun, konflik sering terjadi antarnegara tetangga.
Singapura memprotes penamaan kapal perang KRI Usman-Harun-359, dugaan pembakaran dan perampokan kapal nelayan berasal dari Merauke oleh tentara Papua New Guinea, serta pengusiran imigran gelap berasal dari Timur Tengah oleh Australia ke wilayah Indonesia.
"Tindakan provokasi itu jangan diulangi lagi, mari kita bicarakan permasalahan yang ada untuk mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak," ujar dia.
"Saya minta agar negara tetangga tetap berlaku baik serta menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan-tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan," kata Ketua Media Center dia, Rajab Ritonga, di Palembang, Kamis.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman berkarir sebagai militer selama 33 tahun, konflik sering terjadi antarnegara tetangga.
Singapura memprotes penamaan kapal perang KRI Usman-Harun-359, dugaan pembakaran dan perampokan kapal nelayan berasal dari Merauke oleh tentara Papua New Guinea, serta pengusiran imigran gelap berasal dari Timur Tengah oleh Australia ke wilayah Indonesia.
"Tindakan provokasi itu jangan diulangi lagi, mari kita bicarakan permasalahan yang ada untuk mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak," ujar dia.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: