Komut dan Dirut Pertamina apresiasi kinerja PIS Asia Pacific
8 Juli 2024 13:49 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri (kanan) dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kiri) saat kunjungannya di Kantor Pertamina International Shipping Asia Pacific (PIS AP), Singapura, Jumat (5/7/2024). ANTARA/HO-Humas PIS
Jakarta (ANTARA) - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengapresiasi kinerja Pertamina International Shipping Asia Pacific (PIS AP), yang sukses berekspansi di pasar internasional.
"Kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina bersama-sama ke kantor PIS AP di Singapura ini bertujuan untuk melihat langsung peran PIS sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina, yang kini fokus mengembangkan bisnis Pertamina dan BUMN di pasar internasional," kata Simon, yang sekaligus merangkap Komisaris Independen Pertamina, saat kunjungannya ke Kantor PIS AP di Singapura, Jumat (5/7/2024), sebagaimana disampaikan melalui keterangannya di Jakarta, Senin.
Menurut Simon, dengan memiliki anak usaha di berbagai wilayah baik dalam dan luar negeri, PIS memiliki posisi strategis sebagai simbol urat nadi virtual Indonesia sebagai negara maritim yang terus melesat di kancah global.
Baca juga: Gandeng BGN, PIS bangun dan tambah dua kapal VLGC LPG baru
PIS AP, yang merupakan anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), mencetak laba pada tahun buku 2023 sebesar 76 juta dolar AS dengan melayani lebih dari 30 klien internasional dari berbagai negara dan bisnis model.
Pendapatan dari berbagai sumber (revenue stream) tersebut mendorong PIS AP memperoleh pendapatan 569 juta dolar AS pada 2023, dengan tingkat pertumbuhan tahun jamak atau compound annual growth rate (CAGR) selama rentang 2019-2023 meningkat sebesar 106 persen.
PIS AP juga mencatat peningkatan rata-rata komposisi pendapatan dari pihak ketiga di luar Pertamina Group lebih dari 30 persen dengan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi, menandai keberhasilan strategi PIS dalam ekspansi internasional.
Kunjungan tersebut juga merupakan bagian dari dorongan strategis Pertamina untuk meningkatkan operasi global anak perusahaannya.
Baca juga: Terminal LPG Tanjung Sekong kian hijau dan andal jaga ketahanan energi
Dewan Komisaris Pertamina Bambang Suswantono, Condro Kirono, Alexander Lay, dan Ahmad Fikri Assegaf yang turut hadir, mendiskusikan perkembangan ekspansi internasional PIS.
Didirikan pada 2018, Pertamina International Shipping Pte Ltd atau PIS AP memiliki dua kantor perwakilan bisnis di Asia Pasifik (Singapura) dan Timur Tengah (Dubai) untuk melayani kebutuhan yang terus berkembang dari mitra pihak ketiga di luar Pertamina Group.
Perusahaan didukung manajemen senior dengan talenta global, market intelligence yang mumpuni, dan 40 armada kapal yang telah berlayar di lebih dari 60 rute internasional.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan selama beberapa tahun terakhir, langkah transformasi PIS berhasil dengan pengembangan bisnis hingga pengembangan pasar non-captive.
Baca juga: PIS teken kesepakatan bisnis strategis dengan raksasa kapal Jepang NYK
Kehadiran PIS AP di berbagai lokasi yang strategis juga menjadi langkah SH IML yang efektif mendorong optimalisasi dan efisiensi bisnis Pertamina.
PIS juga merupakan sub holding yang ada di setiap rantai bisnis Pertamina, lanjutnya.
"Dengan pertumbuhan bisnis PIS, saya harap bisa turut mengintegrasikan dan mendorong pertumbuhan sub holding lainnya secara bersama," ujar Nicke yang didampingi Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Group Atep Salyadi Dariah Saputra, CEO PIS Yoki Firnandi, beserta Direksi dan Manajemen PIS lainnya.
Yoki Firnandi menjelaskan bahwa sebagai perusahaan integrated marine logistic terbesar di Indonesia, PIS terus berinovasi dalam melayani permintaan energi dalam negeri yang terus meningkat.
"Go global menjadi cara kami memperluas jangkauan dan dampak Pertamina Group di pasar internasional untuk memperkuat ketahanan energi nasional. PIS AP juga memberikan layanan bagi pelanggan di luar Pertamina Group, sehingga daya saing PIS menjadi lebih kompetitif," ujarnya.
Baca juga: PIS bertekad bawa Indonesia jadi pemain utama industri maritim global
Dengan target pendapatan PIS pada 2034 sebesar 8,9 miliar dolar AS, Yoki dalam penjelasannya menekankan pentingnya peningkatan volume kargo pihak ketiga melalui kehadiran di pasar internasional.
Untuk itu, pengembangan kantor internasional baru dalam waktu dekat menjadi daya ungkit untuk menembus area maritim strategis untuk ekspor-impor komoditas minyak dan gas dunia, yakni Asia Pasifik, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Utara.
Ekspansi itu nantinya akan membuat PIS mampu mencakup seluruh area geografi dan zona waktu untuk meningkatkan pendapatan pihak ketiga di luar Pertamina Group di masa depan.
Untuk mencapai berbagai macam target tersebut, termasuk mitigasi risiko dalam pengembangan bisnis di luar negeri, PIS harus terus mengembangkan kerangka kerja untuk target operasional model secara global.
"Dengan operasional yang tersebar di banyak negara, PIS sebagai operational holding terus menerapkan parenting strategy yang efektif agar PIS AP dapat melaju pesat, tanpa mengurangi pengawasan dan tata kelola yang efektif. Digitalisasi juga hadir sebagai backbone untuk mendukung supervisi ini, di samping kolaborasi efektif antar Direktorat dan Komite di PIS dan PIS AP," sebut Yoki.
"Kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina bersama-sama ke kantor PIS AP di Singapura ini bertujuan untuk melihat langsung peran PIS sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina, yang kini fokus mengembangkan bisnis Pertamina dan BUMN di pasar internasional," kata Simon, yang sekaligus merangkap Komisaris Independen Pertamina, saat kunjungannya ke Kantor PIS AP di Singapura, Jumat (5/7/2024), sebagaimana disampaikan melalui keterangannya di Jakarta, Senin.
Menurut Simon, dengan memiliki anak usaha di berbagai wilayah baik dalam dan luar negeri, PIS memiliki posisi strategis sebagai simbol urat nadi virtual Indonesia sebagai negara maritim yang terus melesat di kancah global.
Baca juga: Gandeng BGN, PIS bangun dan tambah dua kapal VLGC LPG baru
PIS AP, yang merupakan anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), mencetak laba pada tahun buku 2023 sebesar 76 juta dolar AS dengan melayani lebih dari 30 klien internasional dari berbagai negara dan bisnis model.
Pendapatan dari berbagai sumber (revenue stream) tersebut mendorong PIS AP memperoleh pendapatan 569 juta dolar AS pada 2023, dengan tingkat pertumbuhan tahun jamak atau compound annual growth rate (CAGR) selama rentang 2019-2023 meningkat sebesar 106 persen.
PIS AP juga mencatat peningkatan rata-rata komposisi pendapatan dari pihak ketiga di luar Pertamina Group lebih dari 30 persen dengan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi, menandai keberhasilan strategi PIS dalam ekspansi internasional.
Kunjungan tersebut juga merupakan bagian dari dorongan strategis Pertamina untuk meningkatkan operasi global anak perusahaannya.
Baca juga: Terminal LPG Tanjung Sekong kian hijau dan andal jaga ketahanan energi
Dewan Komisaris Pertamina Bambang Suswantono, Condro Kirono, Alexander Lay, dan Ahmad Fikri Assegaf yang turut hadir, mendiskusikan perkembangan ekspansi internasional PIS.
Didirikan pada 2018, Pertamina International Shipping Pte Ltd atau PIS AP memiliki dua kantor perwakilan bisnis di Asia Pasifik (Singapura) dan Timur Tengah (Dubai) untuk melayani kebutuhan yang terus berkembang dari mitra pihak ketiga di luar Pertamina Group.
Perusahaan didukung manajemen senior dengan talenta global, market intelligence yang mumpuni, dan 40 armada kapal yang telah berlayar di lebih dari 60 rute internasional.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan selama beberapa tahun terakhir, langkah transformasi PIS berhasil dengan pengembangan bisnis hingga pengembangan pasar non-captive.
Baca juga: PIS teken kesepakatan bisnis strategis dengan raksasa kapal Jepang NYK
Kehadiran PIS AP di berbagai lokasi yang strategis juga menjadi langkah SH IML yang efektif mendorong optimalisasi dan efisiensi bisnis Pertamina.
PIS juga merupakan sub holding yang ada di setiap rantai bisnis Pertamina, lanjutnya.
"Dengan pertumbuhan bisnis PIS, saya harap bisa turut mengintegrasikan dan mendorong pertumbuhan sub holding lainnya secara bersama," ujar Nicke yang didampingi Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Group Atep Salyadi Dariah Saputra, CEO PIS Yoki Firnandi, beserta Direksi dan Manajemen PIS lainnya.
Yoki Firnandi menjelaskan bahwa sebagai perusahaan integrated marine logistic terbesar di Indonesia, PIS terus berinovasi dalam melayani permintaan energi dalam negeri yang terus meningkat.
"Go global menjadi cara kami memperluas jangkauan dan dampak Pertamina Group di pasar internasional untuk memperkuat ketahanan energi nasional. PIS AP juga memberikan layanan bagi pelanggan di luar Pertamina Group, sehingga daya saing PIS menjadi lebih kompetitif," ujarnya.
Baca juga: PIS bertekad bawa Indonesia jadi pemain utama industri maritim global
Dengan target pendapatan PIS pada 2034 sebesar 8,9 miliar dolar AS, Yoki dalam penjelasannya menekankan pentingnya peningkatan volume kargo pihak ketiga melalui kehadiran di pasar internasional.
Untuk itu, pengembangan kantor internasional baru dalam waktu dekat menjadi daya ungkit untuk menembus area maritim strategis untuk ekspor-impor komoditas minyak dan gas dunia, yakni Asia Pasifik, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Utara.
Ekspansi itu nantinya akan membuat PIS mampu mencakup seluruh area geografi dan zona waktu untuk meningkatkan pendapatan pihak ketiga di luar Pertamina Group di masa depan.
Untuk mencapai berbagai macam target tersebut, termasuk mitigasi risiko dalam pengembangan bisnis di luar negeri, PIS harus terus mengembangkan kerangka kerja untuk target operasional model secara global.
"Dengan operasional yang tersebar di banyak negara, PIS sebagai operational holding terus menerapkan parenting strategy yang efektif agar PIS AP dapat melaju pesat, tanpa mengurangi pengawasan dan tata kelola yang efektif. Digitalisasi juga hadir sebagai backbone untuk mendukung supervisi ini, di samping kolaborasi efektif antar Direktorat dan Komite di PIS dan PIS AP," sebut Yoki.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: