Inspektorat sosialisasikan pencegahan korupsi kepada 1.300 warga Jakut
7 Juli 2024 19:27 WIB
Pemprov DKI Jakarta melalui mencatat 1.300 warga di wilayah Jakarta Utara mengikuti sosialisasi pencegahan korupsi dan anti pencucian uang yang digelar pada Sabtu (6/7) dan Minggu di Gelanggang Remaja Jakarta Utara.ANTARA/HO-Pemkot Jakarta Utara
Jakarta (ANTARA) - Inspektorat DKI Jakarta menyosialisasikan pencegahan korupsi dan pencucian uang kepada 1.300 warga Jakarta Utara di Gelanggang Remaja Jakarta Utara pada Sabtu dan Minggu (6-7 Juni).
“Kami bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) RI dengan materi seputar korupsi, pungutan liar, dan praktik pencucian uang,” kata Inspektur Pembantu Investigasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Supendi di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan untuk praktik pungutan liar, para peserta diberi materi soal tugas dan fungsi Unit Pemberantas Pungutan Liar (UPPL) yang bersinergi dengan Kepolisian dan Kejaksaan.
Menurut dia saat melakukan sosialisasi praktik pencucian uang, pihaknya bersama PPATK RI memberikan pemahaman kepada peserta tentang modus dan cara pelaku menyamarkan uang hasil kejahatan seolah-olah berasal dari aktivitas yang sah dan legal.
"Tidak hanya berdampak ekonomi, praktik pencucian uang juga dapat merusak kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan dan pemerintah serta menyuburkan korupsi atau kejahatan lainnya," kata dia.
Peserta juga diajak berinteraksi melalui serangkaian permainan dan sesi tanya jawab, serta diberikan kesempatan menonton tayangan video yang disiapkan dalam Bus Anti Korupsi.
"Kami berharap menjadi langkah penting Pemprov DKI membangun tata kelola yang bersih dan transparan melalui kesadaran serta partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat," kata dia
Ia menyebutkan 1.300 peserta yang ikut dalam kegiatan ini terdiri dari siswa tingkat SD hingga SLTA, lembaga dan organisasi masyarakat seperti Kwarcab Pramuka, PMI, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI), Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (PORTINA), dan Pusat Pengembangan Manajemen Indonesia (PPMI).
“Acara ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari roadshow Bus Anti Korupsi yang sebelumnya telah mengaspal di Jakarta Utara sejak 16 Mei 2024,” katanya.
Sementara itu, Plt Inspektur Pembantu Kota Wilayah Jakarta Utara Reni Septianawati mengatakan kegiatan ini banyak melibatkan peserta dari kalangan pelajar yang bertujuan membangun pemahaman pencegahan korupsi dan anti pencucian uang sedari dini.
"Kami sangat senang mereka antusias dan bahkan sebagian sudah ada yang paham tentang korupsi serta pungli. Kami berharap dapat mengarahkan mereka ke arah kegiatan yang positif," kata dia.
Seorang peserta, Aliah Khansa Salsabila mengaku senang mendapat pemahaman tentang bahaya korupsi dan praktik pencucian uang terhadap ekonomi negara dan kehidupan masyarakat.
"Kami juga di edukasi mengelola keuangan atau rekening dengan baik saat muda. Kami jadi paham bagaimana korupsi dan transaksi ilegal berbahaya bagi masyarakat," kata dia.
Baca juga: Heru Budi minta Inspektorat periksa soal penjarahan Rusunawa Marunda
Baca juga: Inspektorat DKI panggil Kepala Sekolah SDN 10 Malaka Jaya
Baca juga: Inspektorat DKI diminta tangani revitalisasi Pasar Senen
“Kami bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) RI dengan materi seputar korupsi, pungutan liar, dan praktik pencucian uang,” kata Inspektur Pembantu Investigasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Supendi di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan untuk praktik pungutan liar, para peserta diberi materi soal tugas dan fungsi Unit Pemberantas Pungutan Liar (UPPL) yang bersinergi dengan Kepolisian dan Kejaksaan.
Menurut dia saat melakukan sosialisasi praktik pencucian uang, pihaknya bersama PPATK RI memberikan pemahaman kepada peserta tentang modus dan cara pelaku menyamarkan uang hasil kejahatan seolah-olah berasal dari aktivitas yang sah dan legal.
"Tidak hanya berdampak ekonomi, praktik pencucian uang juga dapat merusak kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan dan pemerintah serta menyuburkan korupsi atau kejahatan lainnya," kata dia.
Peserta juga diajak berinteraksi melalui serangkaian permainan dan sesi tanya jawab, serta diberikan kesempatan menonton tayangan video yang disiapkan dalam Bus Anti Korupsi.
"Kami berharap menjadi langkah penting Pemprov DKI membangun tata kelola yang bersih dan transparan melalui kesadaran serta partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat," kata dia
Ia menyebutkan 1.300 peserta yang ikut dalam kegiatan ini terdiri dari siswa tingkat SD hingga SLTA, lembaga dan organisasi masyarakat seperti Kwarcab Pramuka, PMI, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI), Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (PORTINA), dan Pusat Pengembangan Manajemen Indonesia (PPMI).
“Acara ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari roadshow Bus Anti Korupsi yang sebelumnya telah mengaspal di Jakarta Utara sejak 16 Mei 2024,” katanya.
Sementara itu, Plt Inspektur Pembantu Kota Wilayah Jakarta Utara Reni Septianawati mengatakan kegiatan ini banyak melibatkan peserta dari kalangan pelajar yang bertujuan membangun pemahaman pencegahan korupsi dan anti pencucian uang sedari dini.
"Kami sangat senang mereka antusias dan bahkan sebagian sudah ada yang paham tentang korupsi serta pungli. Kami berharap dapat mengarahkan mereka ke arah kegiatan yang positif," kata dia.
Seorang peserta, Aliah Khansa Salsabila mengaku senang mendapat pemahaman tentang bahaya korupsi dan praktik pencucian uang terhadap ekonomi negara dan kehidupan masyarakat.
"Kami juga di edukasi mengelola keuangan atau rekening dengan baik saat muda. Kami jadi paham bagaimana korupsi dan transaksi ilegal berbahaya bagi masyarakat," kata dia.
Baca juga: Heru Budi minta Inspektorat periksa soal penjarahan Rusunawa Marunda
Baca juga: Inspektorat DKI panggil Kepala Sekolah SDN 10 Malaka Jaya
Baca juga: Inspektorat DKI diminta tangani revitalisasi Pasar Senen
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: