Manchester (ANTARA News) - Tom Cleverley, gelandang muda Manchester United merasa dijadikan kambing hitam atas penampilan buruk klub sepanjang musim ini.

Manchester United tampak kesulitan untuk mempertahankan gelar juara Premier League bahkan bisa saja tidak berpatisipasi di Liga Champions musim depan karena terpaut sembilan poin dari urutan keempat Liverpool.

Kritik yang ditujukan kepada David Moyes dan tim memang meluas tapi fans terlanjur kecewa atas kinerja Cleverley.

"Ketika saya yang pertama kali ditunjuk, itu menyingung perasaan saya. Tapi itu pelajaran yang bisa dipetik ketika tim tidak bermain baik," kata Cleverley dilansir laman Sky Sports (11/2).

"Saat ini kinerja saya sedang diawasi. Saya bukan pemain yang mampu melewati tiga atau empat orang dan menjegal lawan seperti Roy Keane," katanya.

"Saya mau fans mendukung saya, rasanya menyakitkan ketika tumbuh dan mencintai setiap detail klub ini layaknya seorang fans," kata pemain bernama lengkap Thomas William Cleverley ini.

"Tapi saat ini ada pemain lain di skuad Manchester United yang telah melalui masa seperti ini dan memiliki kualitas yang berkilau," katanya.

"Saya harus melihat orang-orang itu (para pengkritik). Saya belajar menikmati kepahitan ini dan saya yakin itu akan membuat karir saya lebih kuat," kata pemain kelahiran 12 Agustus 1989 ini.

"Saya merasa dijadikan kambing hitam. Beberapa media tampaknya memiliki persepsi bahwa saya tidak melakukan apa-apa untuk tim," katanya.

"Jangan salah paham, saya mampu berbuat lebih baik tetapi mereka membesar-besarkan masalah saya tidak mencetak gol, itu bukanlah pekerjaan utama saya," kata pemain yang pernah dipinjamkan United ke Wigan dan Watford.

Pendukung United ingin melihat Cleverley bermain sebagai gelandang serba bisa tapi Moyes memintanya sebagai gelandang bertahan.

"Saya banyak menonton sepak bola Spanyol." kata Cleverley. "Jika mereka mengoper bola ke samping sambil menjaga penguasaan bola, para fans bertepuk tangan."

"Artinya selama menguasai bola, tim lain tidak dapat mengalahkan anda. Saya paham di sini berbeda dan itulah sebabnya permainan kami (Liga Inggris) menjadi yang terbaik di dunia," katanya.

"Tapi terkadang tidak mendengarkan dan fokus memainkan sepakbola saya karena saya merasa sudah melakukan yang terbaik untuk tim," pungkas Cleverley.