Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya sektor pertambangan sejak tahun lalu telah mempengaruhi penjualan kendaraan niaga model heavy duty.

Menurut Senior Executive Officer Service and Spare Part Division PT. Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) Irwan Supriyono kondisi sektor pertambangan kini diperparah dengan peraturan pemerintah soal ekspor mineral.

"Sekarang tidak bisa lagi ekspor mentah. Harus ada smealter terlebih dulu," kata Irwan saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa.

Akibatnya, pengusaha pertambangan mineral menghentikan sementara produksi mineralnya. Menurut Sales Promotion Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), Santiko Wardoyo, untuk pertambangan batu bara tidak seburuk mineral.

"Untuk pemain-pemain besar masih berjalan. Jadi permintaan spare part, perawatan, dan unit masih berjalan," katanya saat ditemui dikesempatan yang sama.

Untuk menyiasati hal tersebut, Santiko menyebutkan bahwa pihaknya mengatasi turunnya sektor pertambangan dengan fokus pada sektor kargo.

"Sebelumnya, sektor pertambangan kontribusi 50 persen. Tapi turun hingga jadi 35 persen saja," katanya.

Sektor jasa kargo terutama consumer goods menurutnya bahkan bisa memberikan kontribusi hingga 50 persen.

"Karena, seperti sektor makanan yang butuh jasa kargo atau distribusi itu tidak akan turun. Naik terus," katanya.

Tidak hanya itu, beberapa model truknya juga bisa digunakan untuk sektor pembangunan infrastruktur seperti jalanan.