Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) menyerukan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait untuk mencetak UMKM yang berdaya saing, mempercepat pengembangan usaha dan mendorong transformasi usaha mikro agar lebih adaptif dan kompetitif.

Sekretaris KemenKopUKM Arif Rahman Hakim dalam acara bertajuk Kolaborasi untuk Akselerasi Transformasi Usaha Mikro di Gorontalo, Jumat, menyampaikan bahwa pembinaan dan pemberdayaan koperasi dan UMKM (KUMKM) harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi dari hulu ke hilir.

Hal ini dilakukan dengan membangun ekosistem usaha yang kuat untuk menunjang KUMKM.

"Upaya ini telah didorong dalam arah kebijakan dan strategi transformasi KUMKM yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kemenkop UKM," jelas Arif dalam siaran pers KemenKopUKM di Jakarta, Jumat.

Rencana strategis itu mencakup transformasi formal UMKM, transformasi digital UMKM, transformasi UMKM ke dalam rantai pasok/rantai nilai, koperasi modern sebagai bentuk penguatan kelembagaan UMKM dan pertumbuhan wirausaha produktif.

Baca juga: KemenKopUKM dorong bank sampah berbadan hukum koperasi

Baca juga: Kemenkop dorong formalisasi usaha-fasilitasi hukum dilaksanakan PLUT


Arif menambahkan bahwa KemenKopUKM tidak dapat berjalan sendiri dalam memajukan UMKM. Diperlukan sinkronisasi program dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

Arif menyebutkan ekonomi Indonesia triwulan I-2024 terhadap triwulan I-2023 tumbuh sebesar 5,11 persen secara tahunan (yoy). Dari sisi produksi, permintaan domestik yang cukup kuat didukung oleh peningkatan industri pengolahan makanan dan minuman, yang tumbuh sebesar 5,9 persen diikuti dengan sektor perdagangan yang juga tumbuh sebesar 4,6 persen (yoy).

“Kontribusi pertumbuhan ekonomi ini tidak terlepas dari peran KUMKM. Lebih dari 64 juta unit UMKM di berbagai daerah menjadi andalan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Arif.

KemenKopUKM saat ini masih melakukan pendataan lengkap KUMKM untuk memperkuat basis data tunggal yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan.

“Tahun ini kami targetkan akan ada lagi penambahan 4 juta data UMKM,” ujar SesKemenKopUKM.

KemenKopUKM juga gencar meluncurkan program pengembangan rumah produksi bersama untuk membangun ekosistem usaha menuju hilirisasi UMKM berbasis komoditas unggulan.

“Gorontalo punya komoditas unggulan di sektor perikanan dan perkebunan termasuk jagung, kakao, bahkan produk olahan kelapa menjadi komoditas ekspor. Program ini bisa menjadi inisiatif Pemda Gorontalo untuk direplikasi di wilayah lain,” ujar Arif.

Yang tak kalah penting, kata dia, adalah kehadiran Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM di Kabupaten Gorontalo yang sedang dalam proses pembangunan. Keberadaan PLUT sebagai rumah UMKM ini menjadi ujung tombak dalam memberikan layanan pendampingan bagi UMKM.

Baca juga: KemenkopUKM luncurkan SNI dan Wifi Corner untuk naikkan kelas UMKM

Baca juga: KemenKopUKM paparkan potensi pertanian RI di QUT Australia