Pekanbaru (ANTARA News) - Tiga pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air dan Air Asia menunda jadwal kedatangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, mengingat kabut asap tebal pagi hari hanya menyisakan jarak pandang 500 meter.
"Untuk Garuda dan Lion Air dari Jakarta, harusnya mendarat pukul 07.00 dan 08.0 WIB, ditunda hingga pukul 10.00 WIB," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru Baiquni kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Sementara untuk Air Asia yang terbang dari Bandung, Jawa Barat, juga harus delay untuk mendarat ke Bandara Pekanbaru hingga dua jam.
Beberapa pesawat untuk jadwal keberangkatan kata dia juga sempat mengalami penundaan tadi pagi.
Baiquni mengatakan, visibilitas atau jarak pandang maksimal kali ini adalah yang terparah sepanjang musim kabut asap di Riau yang telah terjadi sejak beberapa pekan terakhir.
"Sebelumnya jarak pandang maksimal masih berada di atas satu kilometer. Tapi sekarang sudah berada di bawah 500 meter, khususnya pagi tadi sekitar pukul 06.00 hingga 08.00 WIB," katanya.
Kondisi tersebut yang kemudian menurut dia menyebabkan terganggunya aktivitas bandara termasuk penundaan kedatangan dan keberangkatan beberapa pesawat.
Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, rendahnya jarak pandang itu akibat tertutup kabut asap bercampur awan di permukaan tanah yang mengandung jutaan butiran air yang sangat kecil.
Peristiwa tersebut menurut dia adalah dampak dari penguapan yang tidak menghasilkan hujan sehingga awan-awan penghujan turun hingga ke permukaan tanah.
Kondisi tersebut yang kemudian, kata dia, menyebabkan visibilitas atau jarak pandang maksimal pagi tadi hanya mampu menembus 500 meter.
"Ditambah lagi dengan kabut asap yang merupakan dampak dari peristiwa kebakaran lahan atau hutan yang masih ada hingga saat ini," katanya.
Tiga pesawat tunda kedatangan akibat asap
11 Februari 2014 13:18 WIB
Pesawat komersial bersiap mengudara di Bandara Sutan Syarief Qasim II Pekanbaru, Riau.(ANTARA FOTO/Saptono)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: