Kurs rupiah naik jadi Rp12.165 per dolar
11 Februari 2014 11:18 WIB
Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak naik 11 poin menjadi Rp12.165 per dolar AS.(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak naik 11 poin menjadi Rp12.165 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir pada Senin (10/2) sebesar Rp12.176 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah kembali bergerak menguat karena pengaruh positif data kenaikan indeks kepercayaan konsumen yang melengkapi sentimen positif dari kondisi makro ekonomi Indonesia yang dipublikasikan sebelumnya.
"Potensi penguatan rupiah menguat masih ada, data-data ekonomi domestik cukup baik," kata dia.
Menurut dia, rencana Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter dengan suku bunga acuan ketat juga disambut positif oleh pasar.
Kendati demikian, ia memperkirakan, penguatan rupiah akan bergerak dalam kisaran sempit selama pasar menanti kebijakan gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) yang baru, Janet Yellen.
"Kebijakan Gubernur bank sentral AS itu sedang dinanti pasar terutama terkait pengurangan stimulus moneternya," kata dia.
Reza menambahkan, penguatan rupiah juga masih dibayangi sentimen negatif mata uang euro setelah ada indikasi bank sentral Eropa akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah kembali bergerak menguat karena pengaruh positif data kenaikan indeks kepercayaan konsumen yang melengkapi sentimen positif dari kondisi makro ekonomi Indonesia yang dipublikasikan sebelumnya.
"Potensi penguatan rupiah menguat masih ada, data-data ekonomi domestik cukup baik," kata dia.
Menurut dia, rencana Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter dengan suku bunga acuan ketat juga disambut positif oleh pasar.
Kendati demikian, ia memperkirakan, penguatan rupiah akan bergerak dalam kisaran sempit selama pasar menanti kebijakan gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) yang baru, Janet Yellen.
"Kebijakan Gubernur bank sentral AS itu sedang dinanti pasar terutama terkait pengurangan stimulus moneternya," kata dia.
Reza menambahkan, penguatan rupiah juga masih dibayangi sentimen negatif mata uang euro setelah ada indikasi bank sentral Eropa akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: