PT Bukit Asam dukung pemberdayaan petani di Pagar Dewa
5 Juli 2024 16:46 WIB
Beras organik merek Dewa Bukit Asam yang diproduksi PT Pagar Bukit Asam di Desa Pagar Dewa, Muara Enim, Sumatera Selatan (ANTARA/HO-PTBA)
Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam (PTBA) mendukung pemberdayaan petani di Desa Pagar Dewa, Muara Enim, Sumatera Selatan, melalui PT Pagar Bukit Asam, yang didirikan Windry Wijaya pada 2018, sebagai bentuk kepedulian perusahaan karena banyak lahan dan aset-aset petani di desa tersebut yang digadaikan.
Itu terjadi karena para petani kesulitan mendapatkan akses permodalan dari lembaga-lembaga keuangan resmi, sehingga terpaksa meminjam ke rentenir dengan bunga tinggi.
Dikutip dari siaran persnya di Jakarta, Jumat, PT Pagar Bukit Asam menjadi salah satu usaha mikro dan kecil (UMK) binaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dengan dukungan dari PTBA, Windry berupaya membuat para petani di Desa Pagar Dewa menjadi berdaya. Caranya dengan memberikan akses pembiayaan yang tidak membebani.
"Utangnya petani ke rentenir berapa, PT Pagar Bukit Asam lunasi. Setelah itu petani kerja samanya dengan PT Pagar Bukit Asam. Mereka mencicil dengan menggiling gabah dan menjual hasil panennya kepada kami," ujar Windry.
Tak hanya membantu dari sisi permodalan, PT Pagar Bukit Asam dan PTBA juga berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan menekan biaya produksi.
PTBA memberikan bantuan berupa alat-alat produksi seperti hand tractor, mesin penggiling, lapangan jemur untuk gabah, kantor, hingga solar cell. Ada juga bantuan pupuk organik.
PT Pagar Bukit Asam kemudian menyalurkan bantuan-bantuan itu ke para petani di Desa Pagar Dewa. Dengan adanya bantuan tersebut, para petani tak perlu menyewa alat-alat produksi dengan biaya tinggi. Upah giling juga dapat ditekan.
"Ada bantuan pupuk dari PTBA, kita salurkan gratis. Setelah itu kita beli berasnya petani, kita kemas. Kita jual ke toko dan sebagainya," tutur Windry.
PTBA juga membantu pemasaran hasil produksi para petani yang bekerja sama dengan PT Pagar Bukit Asam. Beras dapat dijual dengan harga lebih mahal karena tak menggunakan pupuk kimia. Beras organik ini diberi merek Dewa Bukit Asam.
"Biasanya mereka pakai pupuk kimia, arahnya kita pakai pupuk organik semua. Sistem pengemasan kita buat lebih bagus. Alhamdulillah kita dibantu PTBA," ujar Windry.
PT Pagar Bukit Asam saat ini memiliki tujuh orang pengurus dan membawahi sekitar 95 petani. Melihat perkembangan yang semakin positif, Windry optimistis suatu saat dapat memberdayakan semua petani di desanya.
"Harapannya seluruh masyarakat di desa saya seluruhnya bisa berdaya dan mandiri. Kalau Tuhan merestui, kami bisa menyelesaikan," ujarnya.
Sementara itu, VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Hartono mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menjalankan program-program berkesinambungan yang memberikan manfaat dan menyejahterakan masyarakat di sekitar wilayah operasi PTBA.
"PTBA berkomitmen untuk terus berkontribusi secara aktif dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal, serta mendorong kemajuan dan ketahanan ekonomi bagi bangsa," ucapnya.
Baca juga: Bukit Asam raih penghargaan BISRA 2024 berkat inovasi sosial
Baca juga: PT Bukit Asam setor PNBP Rp4,2 triliun pada 2023
Itu terjadi karena para petani kesulitan mendapatkan akses permodalan dari lembaga-lembaga keuangan resmi, sehingga terpaksa meminjam ke rentenir dengan bunga tinggi.
Dikutip dari siaran persnya di Jakarta, Jumat, PT Pagar Bukit Asam menjadi salah satu usaha mikro dan kecil (UMK) binaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dengan dukungan dari PTBA, Windry berupaya membuat para petani di Desa Pagar Dewa menjadi berdaya. Caranya dengan memberikan akses pembiayaan yang tidak membebani.
"Utangnya petani ke rentenir berapa, PT Pagar Bukit Asam lunasi. Setelah itu petani kerja samanya dengan PT Pagar Bukit Asam. Mereka mencicil dengan menggiling gabah dan menjual hasil panennya kepada kami," ujar Windry.
Tak hanya membantu dari sisi permodalan, PT Pagar Bukit Asam dan PTBA juga berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan menekan biaya produksi.
PTBA memberikan bantuan berupa alat-alat produksi seperti hand tractor, mesin penggiling, lapangan jemur untuk gabah, kantor, hingga solar cell. Ada juga bantuan pupuk organik.
PT Pagar Bukit Asam kemudian menyalurkan bantuan-bantuan itu ke para petani di Desa Pagar Dewa. Dengan adanya bantuan tersebut, para petani tak perlu menyewa alat-alat produksi dengan biaya tinggi. Upah giling juga dapat ditekan.
"Ada bantuan pupuk dari PTBA, kita salurkan gratis. Setelah itu kita beli berasnya petani, kita kemas. Kita jual ke toko dan sebagainya," tutur Windry.
PTBA juga membantu pemasaran hasil produksi para petani yang bekerja sama dengan PT Pagar Bukit Asam. Beras dapat dijual dengan harga lebih mahal karena tak menggunakan pupuk kimia. Beras organik ini diberi merek Dewa Bukit Asam.
"Biasanya mereka pakai pupuk kimia, arahnya kita pakai pupuk organik semua. Sistem pengemasan kita buat lebih bagus. Alhamdulillah kita dibantu PTBA," ujar Windry.
PT Pagar Bukit Asam saat ini memiliki tujuh orang pengurus dan membawahi sekitar 95 petani. Melihat perkembangan yang semakin positif, Windry optimistis suatu saat dapat memberdayakan semua petani di desanya.
"Harapannya seluruh masyarakat di desa saya seluruhnya bisa berdaya dan mandiri. Kalau Tuhan merestui, kami bisa menyelesaikan," ujarnya.
Sementara itu, VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Hartono mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menjalankan program-program berkesinambungan yang memberikan manfaat dan menyejahterakan masyarakat di sekitar wilayah operasi PTBA.
"PTBA berkomitmen untuk terus berkontribusi secara aktif dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal, serta mendorong kemajuan dan ketahanan ekonomi bagi bangsa," ucapnya.
Baca juga: Bukit Asam raih penghargaan BISRA 2024 berkat inovasi sosial
Baca juga: PT Bukit Asam setor PNBP Rp4,2 triliun pada 2023
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: