BRIN inisiasi ekskavasi arkeologi di Bumiayu, Jateng dan Bongal, Sumut
5 Juli 2024 10:00 WIB
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (tengah) dalam konferensi pers penemuan lukisan gua berusia 51.200 tahun, yang diadakan di Jakarta, Kamis (4/7/2024). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan inisiasi ekskavasi arkeologi peninggalan nenek moyang di situs Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dan Bongal, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
"Ekskavasi akan fokus setidaknya direncanakan di dua lokasi, yakni di Bumiayu, Jawa Tengah untuk arkeologi sejarah dan prasejarah, dan di Bongal, Sumatera Utara untuk ekskavasi arkeologi maritim," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Selain untuk preservasi warisan nenek moyang, ia mengatakan ekskavasi ini untuk mengedukasi, membentuk, dan menciptakan generasi muda arkeolog-arkeolog Indonesia.
Dalam jangka panjang, kata dia, hal ini juga bertujuan mengembangkan jurusan arkeologi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, karena jurusan tersebut saat ini hanya dimiliki enam kampus di Indonesia.
Baca juga: BRIN khawatir peninggalan kuno Indonesia hilang karena kurang arkeolog
Ia menilai kekayaan peninggalan Indonesia suatu bukti autentik kekayaan budaya Nusantara, bahkan dunia.
"Karena, Indonesia (adalah) bagian dari dunia. Bukan untuk melihat ke belakang, tapi sejarah, peradaban, itu menjadi bagian dari pembelajaran kita untuk menata masa depan (yang) lebih baik," ujarnya.
Ia menjelaskan BRIN bertanggung jawab atas eksplorasi dan ekskavasi peninggalan sejarah dan prasejarah Indonesia, karena Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bertanggung jawab setelah suatu penemuan dinyatakan memiliki nilai kebudayaan strategis.
Ia mengatakan hal yang terbaru, BRIN berkolaborasi dengan Griffith University dan Southern Cross University, Australia berhasil menemukan lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia, yang setidaknya berusia 51.200 tahun.
Ia mengharapkan temuan itu bisa menjadi inspirasi anak muda untuk menjadi arkeolog Indonesia pada masa yang akan datang.
"Itulah yang akan menjadi inspirasi dan motivasi generasi muda kita, dan itulah yang membuat mereka akan merasa, ‘Oh, saya orang Indonesia’. Itu yang harus dilakukan secara saintifik," kata Laksana Tri Handoko.
Baca juga: BRIN temukan lukisan gua berusia 51.200 tahun, tertua di Indonesia
Baca juga: Peneliti temukan arca Buddha abad ke-7 di Situs Bukit Choras, Kedah
"Ekskavasi akan fokus setidaknya direncanakan di dua lokasi, yakni di Bumiayu, Jawa Tengah untuk arkeologi sejarah dan prasejarah, dan di Bongal, Sumatera Utara untuk ekskavasi arkeologi maritim," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Selain untuk preservasi warisan nenek moyang, ia mengatakan ekskavasi ini untuk mengedukasi, membentuk, dan menciptakan generasi muda arkeolog-arkeolog Indonesia.
Dalam jangka panjang, kata dia, hal ini juga bertujuan mengembangkan jurusan arkeologi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, karena jurusan tersebut saat ini hanya dimiliki enam kampus di Indonesia.
Baca juga: BRIN khawatir peninggalan kuno Indonesia hilang karena kurang arkeolog
Ia menilai kekayaan peninggalan Indonesia suatu bukti autentik kekayaan budaya Nusantara, bahkan dunia.
"Karena, Indonesia (adalah) bagian dari dunia. Bukan untuk melihat ke belakang, tapi sejarah, peradaban, itu menjadi bagian dari pembelajaran kita untuk menata masa depan (yang) lebih baik," ujarnya.
Ia menjelaskan BRIN bertanggung jawab atas eksplorasi dan ekskavasi peninggalan sejarah dan prasejarah Indonesia, karena Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bertanggung jawab setelah suatu penemuan dinyatakan memiliki nilai kebudayaan strategis.
Ia mengatakan hal yang terbaru, BRIN berkolaborasi dengan Griffith University dan Southern Cross University, Australia berhasil menemukan lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia, yang setidaknya berusia 51.200 tahun.
Ia mengharapkan temuan itu bisa menjadi inspirasi anak muda untuk menjadi arkeolog Indonesia pada masa yang akan datang.
"Itulah yang akan menjadi inspirasi dan motivasi generasi muda kita, dan itulah yang membuat mereka akan merasa, ‘Oh, saya orang Indonesia’. Itu yang harus dilakukan secara saintifik," kata Laksana Tri Handoko.
Baca juga: BRIN temukan lukisan gua berusia 51.200 tahun, tertua di Indonesia
Baca juga: Peneliti temukan arca Buddha abad ke-7 di Situs Bukit Choras, Kedah
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: