Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, menyampaikan apresiasi pemerintahnya atas peran Indonesia yang berkontribusi dalam Konferensi Internasional soal Suriah di Montreux pada Januari lalu.

"Kami sangat setuju dengan pernyataan Menlu Marty Natalegawa yang mengatakan bahwa hanya warga Suriah yang dapat menentukan masa depan negaranya," kata Dubes Galuzin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Dubes Galuzin mengatakan Rusia bersama para negara mitra dari AS, Uni Eropa dan China terus berupaya untuk memastikan agar program pengentasan senjata kimia Suriah berjalan dengan mulus.

"Kini yang terpenting adalah meningkatnya ekstrimisme dan terorisme," kata Galuzin.

Pihak-pihak yang bertikai di Suriah bertolak ke Jenewa pada Senin guna menghadiri putaran baru perundingan damai yang diperantarai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pertemuan tersebut berlangsung sepuluh hari setelah pertemuan pertama hanya menghasilkan sedikit kesepakatan soal pemindahan para warga sipil dari kota di Suriah yang terkepung, Homs.

Menlu Marty mengikuti Konferensi Jenewa II yang dihadiri 39 negara yang secara khusus diundang Perserikatan Bangsa Bangsa.

Konferensi Jenewa II merupakan forum penting karena untuk pertama kalinya pihak-pihak yang bertikai di Suriah duduk bersama dalam meja perundingan.

Meskipun sempat menolak dialog langsung dengan AS, Delegasi Suriah yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Walid Al Moallem telah tiba di Jenewa pada Minggu guna menghadiri pertemuan lanjutan tersebut.

Lebih dari 136.000 orang telah tewas di Suriah sejak konflik berlangsung pada Maret 2011 di negara itu, sementara lebih dari 2,4 juta warga Suriah juga terpaksa mengungsi.

(P012)