SKK Migas: Sumur MNK di Blok Rokan masuk ke tahap fracturing
4 Juli 2024 16:04 WIB
Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti (tengah) foto bersama setelah konferensi pers acara Pre IOG SCM & NCB Summit di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (4/7/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri
Batam (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan sumur migas non-konvensional (MNK) di Blok Rokan sudah memasuki tahap fracturing atau perekahan untuk menentukan nilai keekonomian.
“Saat ini akan melakukan fracturing. Jadi, fracturing ini yang menentukan nilai keekonomian kalau hasil pengeborannya bagus,” ujar Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti dalam konferensi pers acara Pre IOG SCM & NCB Summit di Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Shinta menjelaskan bahwa saat ini terdapat dua sumur MNK yang sudah dilakukan pengeboran, yakni Gulamo dan Kelok.
Dalam pengeboran tersebut, Shinta mengatakan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerja sama dengan sebuah perusahaan besar dari Amerika Serikat yang bergerak di bidang MNK.
Dalam proses perekahan atau fracturing, kata Shinta melanjutkan, dibutuhkan air dan pasir.
“Untuk air tidak ada masalah. Tetapi untuk pasir, pemerintah sudah membantu PHR. Jadi, PHR dan Badan Geologi sudah sculpting sand di area tersebut, dan 10 sampel terbaik sudah dikirimkan ke Amerika Serikat,” kata Shinta.
Pengiriman sampel ke Amerika Serikat bertujuan untuk memilih mana sampel pasir yang terbaik untuk mendukung proses perekahan.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, migas non-konvensional adalah migas yang terbentuk dan terkekang pada batuan reservoir berbutir halus dan berpermeabilitas rendah di dalam zona kematangan.
Migas tersebut akan ekonomis apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal menggunakan teknik stimulasi hydraulicfracturing, antara lain Shale Oil, Shale Gas, Tight Sand Oil, Tight Sand Gas, Gas Metana Batubara, dan Methane-Hydrate.
PHR mempunyai dua sumur eksplorasi migas non-konvensional (MNK), yakni Gulamo DET-1 dan Kelok DET-1.
Eksplorasi migas non konvensional (MNK) ini diharapkan akan membuka peluang pengembangan MNK dan meningkatkan produksi migas nasional.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus menyampaikan, pengeboran eksplorasi PHR adalah bentuk realisasi Komitmen Kerja Pasti (KKP) tahun 2021-2026 yang harus dilaksanakan mengingat Blok Rokan sebagai SDA non-renewable sudah hampir satu abad memberikan sumber minyak dan gas bagi bangsa masih bisa terus diupayakan berproduksi.
"Sebagai operator dan kegiatan operasi diawasi oleh pemerintah melalui SKK Migas, kami apresiasi PHR telah menunjukkan upaya nyata sejak awal operasi masifnya," katanya.
Menurut dia, jumlah pengeboran di area telah ada, maupun area sumur-sumur eksplorasi baru yang berpotensi menjadi sumber cadangan minyak bumi dengan target berbeda dari lapisan sebelumnya.
Baca juga: Pj Gubernur Riau tekankan keterlibatan masyarakat dalam produksi migas
Baca juga: SKK Migas galakkan pengeboran untuk kejar target 1 juta barel per hari
“Saat ini akan melakukan fracturing. Jadi, fracturing ini yang menentukan nilai keekonomian kalau hasil pengeborannya bagus,” ujar Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti dalam konferensi pers acara Pre IOG SCM & NCB Summit di Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Shinta menjelaskan bahwa saat ini terdapat dua sumur MNK yang sudah dilakukan pengeboran, yakni Gulamo dan Kelok.
Dalam pengeboran tersebut, Shinta mengatakan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerja sama dengan sebuah perusahaan besar dari Amerika Serikat yang bergerak di bidang MNK.
Dalam proses perekahan atau fracturing, kata Shinta melanjutkan, dibutuhkan air dan pasir.
“Untuk air tidak ada masalah. Tetapi untuk pasir, pemerintah sudah membantu PHR. Jadi, PHR dan Badan Geologi sudah sculpting sand di area tersebut, dan 10 sampel terbaik sudah dikirimkan ke Amerika Serikat,” kata Shinta.
Pengiriman sampel ke Amerika Serikat bertujuan untuk memilih mana sampel pasir yang terbaik untuk mendukung proses perekahan.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, migas non-konvensional adalah migas yang terbentuk dan terkekang pada batuan reservoir berbutir halus dan berpermeabilitas rendah di dalam zona kematangan.
Migas tersebut akan ekonomis apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal menggunakan teknik stimulasi hydraulicfracturing, antara lain Shale Oil, Shale Gas, Tight Sand Oil, Tight Sand Gas, Gas Metana Batubara, dan Methane-Hydrate.
PHR mempunyai dua sumur eksplorasi migas non-konvensional (MNK), yakni Gulamo DET-1 dan Kelok DET-1.
Eksplorasi migas non konvensional (MNK) ini diharapkan akan membuka peluang pengembangan MNK dan meningkatkan produksi migas nasional.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus menyampaikan, pengeboran eksplorasi PHR adalah bentuk realisasi Komitmen Kerja Pasti (KKP) tahun 2021-2026 yang harus dilaksanakan mengingat Blok Rokan sebagai SDA non-renewable sudah hampir satu abad memberikan sumber minyak dan gas bagi bangsa masih bisa terus diupayakan berproduksi.
"Sebagai operator dan kegiatan operasi diawasi oleh pemerintah melalui SKK Migas, kami apresiasi PHR telah menunjukkan upaya nyata sejak awal operasi masifnya," katanya.
Menurut dia, jumlah pengeboran di area telah ada, maupun area sumur-sumur eksplorasi baru yang berpotensi menjadi sumber cadangan minyak bumi dengan target berbeda dari lapisan sebelumnya.
Baca juga: Pj Gubernur Riau tekankan keterlibatan masyarakat dalam produksi migas
Baca juga: SKK Migas galakkan pengeboran untuk kejar target 1 juta barel per hari
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: