Kepala SKK Migas tinjau pembangunan FPSO Marlin Natuna
4 Juli 2024 11:37 WIB
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto (kiri) meninjau full konversi pembangunan kapal tanker menjadi FPSO Marlin Natuna di Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/7/2024). ANTARA/HO-SKK Migas
Batam (ANTARA) - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto meninjau full konversi pembangunan kapal tanker menjadi FPSO Marlin Natuna.
"FPSO ini dibangun untuk peningkatan produksi gas dan direncanakan akan sail away (berlayar) pada Agustus, dan digunakan pada saat proyek Forel Onstream di kuartal empat 2024,” ujar Dwi, dikonfirmasi ANTARA dari Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Proyek konversi kapal tanker menjadi Floating Storage Production and Offloading (FPSO) atau unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung itu dilakukan untuk menampung minyak gas bumi proyek forel yang dihasilkan dari Natuna, Kepulauan Riau.
FPSO ini memiliki kapasitas produksi 250 Ribu BOPD, diberi nama FPSO Marlin Natuna. Dwi menjelaskan bahwa proses konversi kapal tersebut sudah mencapai 80 persen.
Proyek konversi kapal tanker ke FPSO ini merupakan proyek yang pertama kali dikerjakan di Indonesia, dilakukan oleh pekerja lokal dan telah masuk pada fase Commissioning atau fase pengetesan secara parsial.
Dwi mengatakan bahwa pembangunan atau koversi Kapal Tangker ke FPSO ini merupakan bagian dari upaya penting SKK Migas dan KKKS Medco Energi meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas guna mendukung ketersediaan energi nasional.
Direktur and Chief Operating Officer Medco Energi Ronald Gunawan, yang turut mendampingi Kepala dan Manajemen SKK Migas, mengatakan FPSO ini dijadwalkan akan digunakan pada proyek forel area di Kepulauan Natuna dengan kontribusi 10 ribu BOPD.
“Kami tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penyelesaian pembuatan fasilitas produksi tersebut. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga proyek ini terus berjalan dengan aman,” ujar Ronald Gunawan.
Saat ini, Medco E&P Natuna juga sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk. West Belut diharapkan akan selesai di kuartal empat tahun ini. Sedangkan, lapangan gas Terubuk dijadwalkan akan selesai di kuartal tiga 2025.
Baca juga: SKK Migas galakkan pengeboran untuk kejar target 1 juta barel per hari
Baca juga: SKK Migas targetkan 133 proyek non-PSN senilai Rp58 triliun pada 2029
"FPSO ini dibangun untuk peningkatan produksi gas dan direncanakan akan sail away (berlayar) pada Agustus, dan digunakan pada saat proyek Forel Onstream di kuartal empat 2024,” ujar Dwi, dikonfirmasi ANTARA dari Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Proyek konversi kapal tanker menjadi Floating Storage Production and Offloading (FPSO) atau unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung itu dilakukan untuk menampung minyak gas bumi proyek forel yang dihasilkan dari Natuna, Kepulauan Riau.
FPSO ini memiliki kapasitas produksi 250 Ribu BOPD, diberi nama FPSO Marlin Natuna. Dwi menjelaskan bahwa proses konversi kapal tersebut sudah mencapai 80 persen.
Proyek konversi kapal tanker ke FPSO ini merupakan proyek yang pertama kali dikerjakan di Indonesia, dilakukan oleh pekerja lokal dan telah masuk pada fase Commissioning atau fase pengetesan secara parsial.
Dwi mengatakan bahwa pembangunan atau koversi Kapal Tangker ke FPSO ini merupakan bagian dari upaya penting SKK Migas dan KKKS Medco Energi meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas guna mendukung ketersediaan energi nasional.
Direktur and Chief Operating Officer Medco Energi Ronald Gunawan, yang turut mendampingi Kepala dan Manajemen SKK Migas, mengatakan FPSO ini dijadwalkan akan digunakan pada proyek forel area di Kepulauan Natuna dengan kontribusi 10 ribu BOPD.
“Kami tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penyelesaian pembuatan fasilitas produksi tersebut. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga proyek ini terus berjalan dengan aman,” ujar Ronald Gunawan.
Saat ini, Medco E&P Natuna juga sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk. West Belut diharapkan akan selesai di kuartal empat tahun ini. Sedangkan, lapangan gas Terubuk dijadwalkan akan selesai di kuartal tiga 2025.
Baca juga: SKK Migas galakkan pengeboran untuk kejar target 1 juta barel per hari
Baca juga: SKK Migas targetkan 133 proyek non-PSN senilai Rp58 triliun pada 2029
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: