KKP pamerkan tuna sirip kuning bersertifikat MSC di ITIBF 2024
3 Juli 2024 21:14 WIB
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memamerkan ikan tuna sirip kuning bersertifikat MSC dalam Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 di Surabaya, Jawa Timur. ANTARA/HO-MSC Indonesia.
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memamerkan tuna sirip kuning bersertifikat Marine Stewardship Council (MSC) dalam Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 di Surabaya, Jawa Timur.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP RI Budi Sulistiyo dalam keterangannya di Bogor, Jawa Barat, Rabu, mengungkapkan forum tersebut menjadi harapan untuk investasi budidaya ikan tuna agar berkelanjutan.
Tuna sirip kuning yang dipamerkan berasal dari PT Nutrindo Freshfood International yang ditangkap di perairan Bitung melalui praktik yang terbukti berkelanjutan dan memenuhi standar MSC.
Perusahaan tersebut merupakan anggota dari Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesian (AP2HI) yang mendapatkan sertifikat MSC sejak tahun 2021.
"Untuk berkelanjutan dan bersertifikasi MSC, perikanan harus menunjukkan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan memiliki pengelolaan yang efektif melalui penilaian yang dilakukan oleh pihak ketiga," ungkap Budi.
MSC dan AP2HI berpartisipasi dalam pameran produk di ITIBF untuk menampilkan produk tuna dan cakalang yang bersertifikat dari dalam negeri.
Budi menjelaskan, produk yang ditangkap di area timur Indonesia sebagian besar diolah menjadi produk loin, kaleng, pre-cooked dan segar dan dipasarkan ke pasar luar negeri dengan sebagian ke domestik.
Sektor perikanan tangkap dituntut untuk mengurangi tekanan terhadap ekosistem laut untuk mencegah overfishing dan menempatkan keberlanjutan ekologi, akibat IUU fishing dan perubahan iklim.
"Untuk mendukung keberlanjutan, KKP juga telah menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur. Intinya supaya penangkapan tidak melebihi sehingga keberlanjutan muncul. Saya mohon para pelaku usaha kompak untuk mendukung program itu," ungkap Budi.
ITIBF 2024 ini juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan Tahun Tuna 2024 yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada November 2023 sebagai upaya untuk mendorong peningkatan nilai transaksi produk tuna dan memasyarakatkan konsumsi tuna dalam negeri.
IITBF 2024 sedikitnya dihadiri oleh 300 peserta yang terdiri dari unit pengolahan ikan (UPI), perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah, industri supporting seperti logistik, cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran hingga lembaga sertifikasi terkait tuna.
Dalam forum tersebut juga terjalin penandatangan kerja sama antar pelaku usaha untuk memperluas pasar komoditas ikan tuna.
Kolaborasi MSC dan para mitra dalam ITIBF dengan beberapa kegiatan menjadi ajang promosi perikanan dalam negeri yang telah bersertifikat MSC dan memenuhi standar keberlanjutan perikanan global kepada para pihak terutama pelaku bisnis dan investor perikanan.
"Kami mengundang perwakilan Duta Besar dan mitra dagang Negara Sahabat serta Para Investor untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia, khususnya komoditas tuna," ujar Budi.
Baca juga: Survei: Kekhawatiran terhadap laut motivasi konsumen ubah pola makan
Baca juga: KKP memfasilitasi nelayan tuna di Biak dapatkan sertifikat MSC
Baca juga: KKP-MSC perkuat manajemen rajungan dan lemuru
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP RI Budi Sulistiyo dalam keterangannya di Bogor, Jawa Barat, Rabu, mengungkapkan forum tersebut menjadi harapan untuk investasi budidaya ikan tuna agar berkelanjutan.
Tuna sirip kuning yang dipamerkan berasal dari PT Nutrindo Freshfood International yang ditangkap di perairan Bitung melalui praktik yang terbukti berkelanjutan dan memenuhi standar MSC.
Perusahaan tersebut merupakan anggota dari Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesian (AP2HI) yang mendapatkan sertifikat MSC sejak tahun 2021.
"Untuk berkelanjutan dan bersertifikasi MSC, perikanan harus menunjukkan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan memiliki pengelolaan yang efektif melalui penilaian yang dilakukan oleh pihak ketiga," ungkap Budi.
MSC dan AP2HI berpartisipasi dalam pameran produk di ITIBF untuk menampilkan produk tuna dan cakalang yang bersertifikat dari dalam negeri.
Budi menjelaskan, produk yang ditangkap di area timur Indonesia sebagian besar diolah menjadi produk loin, kaleng, pre-cooked dan segar dan dipasarkan ke pasar luar negeri dengan sebagian ke domestik.
Sektor perikanan tangkap dituntut untuk mengurangi tekanan terhadap ekosistem laut untuk mencegah overfishing dan menempatkan keberlanjutan ekologi, akibat IUU fishing dan perubahan iklim.
"Untuk mendukung keberlanjutan, KKP juga telah menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur. Intinya supaya penangkapan tidak melebihi sehingga keberlanjutan muncul. Saya mohon para pelaku usaha kompak untuk mendukung program itu," ungkap Budi.
ITIBF 2024 ini juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan Tahun Tuna 2024 yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada November 2023 sebagai upaya untuk mendorong peningkatan nilai transaksi produk tuna dan memasyarakatkan konsumsi tuna dalam negeri.
IITBF 2024 sedikitnya dihadiri oleh 300 peserta yang terdiri dari unit pengolahan ikan (UPI), perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah, industri supporting seperti logistik, cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran hingga lembaga sertifikasi terkait tuna.
Dalam forum tersebut juga terjalin penandatangan kerja sama antar pelaku usaha untuk memperluas pasar komoditas ikan tuna.
Kolaborasi MSC dan para mitra dalam ITIBF dengan beberapa kegiatan menjadi ajang promosi perikanan dalam negeri yang telah bersertifikat MSC dan memenuhi standar keberlanjutan perikanan global kepada para pihak terutama pelaku bisnis dan investor perikanan.
"Kami mengundang perwakilan Duta Besar dan mitra dagang Negara Sahabat serta Para Investor untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia, khususnya komoditas tuna," ujar Budi.
Baca juga: Survei: Kekhawatiran terhadap laut motivasi konsumen ubah pola makan
Baca juga: KKP memfasilitasi nelayan tuna di Biak dapatkan sertifikat MSC
Baca juga: KKP-MSC perkuat manajemen rajungan dan lemuru
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: