Pemkot Surabaya dan IKA ITS sasar 1.000 UMKM dapat sertifikat halal
3 Juli 2024 18:02 WIB
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji (kiri), Kepala Dinkopumdag Surabaya Dewi Soeriyawati (tengah), serta Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik serta Statistik Indrianto Heryawan (kanan) saat sesi konferensi pers "Surabaya Halal Fest 2024", di Gedung Eks Humas pemkot setempat, Rabu (3/7/2024). ANTARA/Ananto Pradana
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) menyasar 1.000 pelaku UMKM bisa mendapatkan sertifikat halal pada "Surabaya Halal Fest 2024" di Balai Pemuda pada 21-23 Agustus 2024.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati di Surabaya, Rabu, mengatakan seribuan UMKM yang akan mendapatkan sertifikat halal itu berasal dari seluruh wilayah kecamatan.
"Kami melibatkan UMKM dari 31 kecamatan, jadi bisa merata dengan menyasar 1.000 UMKM," kata Dewi.
Sebelum mendapatkan sertifikat halal di acara itu, pelaku UMKM terlebih dulu mengikuti proses kurasi yang didampingi secara langsung tim dari Dinkopumdag dan IKA ITS.
"Kami ada pendampingan yang sudah berjalan sejak Juni di kecamatan secara berkala, kemudian dipamerkan saat 'Surabaya Halal Fest 2024'," ucapnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan industri halal mampu berkembang pesat, sehingga menghadirkan nilai ekonomi bagi pelakunya, karena sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Baca juga: Surabaya hingga Singapura jadi rute penerbangan favorit libur sekolah
Baca juga: Terminal Petikemas Surabaya mulai terapkan ERP berbasis SAP
Kondisi tersebut menjadi dasar pihaknya bersama IKA ITS menggelar "Surabaya Halal Fest 2024".
"Acara ini merupakan hajatan dua institusi, antara IKA ITS dan Pemkot Surabaya. Kenapa digelar? Karena kami melihat industri halal sudah menjadi tren gaya hidup dan menghadirkan nilai ekonomi," kata Agus.
Pemberian sertifikat halal pada tahap ini terlebih dahulu diprioritaskan bagi UMKM yang bergerak di sektor makanan dan minuman.
"Pak Wali Kota bersama banyak pihak mempersiapkan UMKM agar produknya halal dan bisa dengan mudah diserap pasar," ujar dia.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum IKA ITS Pengurus Wilayah Jawa Timur Riva Siregar menjelaskan "Surabaya Halal Fest 2024" merupakan bentuk komitmen untuk memajukan industri halal di Indonesia, khusus Kota Surabaya.
Oleh karena itu, setelah acara tersebut digelar IKA ITS dan Pemkot Surabaya terus melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM, khsususnya yang telah mengantongi sertifikat halal, agar naik kelas.
"Ke depan tidak hanya sektor makanan dan minuman, tetapi bisa make up," kata Riva.
Terkait pelaksanaan acara, masing-masing UMKM mendapatkan gerai untuk memamerkan makan dan minuman produk usahanya.
Pihaknya juga menggandeng pihak lain, seperti Pusat Inkubasi Bisnis Syariah Majelis Ulama Indonesia (PINBAS MUI) dan Lembaga Pendampingan Proses Produk Halal (LP3H).
"Kami juga menerjunkan 100 pendamping, dari Dinkopumdag 16 pendamping. Sertifikat halal sebenarnya disediakan 2.000 kategori self declare dan khusus untuk Surabaya saja," ucapnya.
Baca juga: 25.815 penumpang KA berangkat dari Stasiun Malang saat libur sekolah
Baca juga: SPMT: "Port stay" Terminal Jamrud Surabaya turun setelah transformasi
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati di Surabaya, Rabu, mengatakan seribuan UMKM yang akan mendapatkan sertifikat halal itu berasal dari seluruh wilayah kecamatan.
"Kami melibatkan UMKM dari 31 kecamatan, jadi bisa merata dengan menyasar 1.000 UMKM," kata Dewi.
Sebelum mendapatkan sertifikat halal di acara itu, pelaku UMKM terlebih dulu mengikuti proses kurasi yang didampingi secara langsung tim dari Dinkopumdag dan IKA ITS.
"Kami ada pendampingan yang sudah berjalan sejak Juni di kecamatan secara berkala, kemudian dipamerkan saat 'Surabaya Halal Fest 2024'," ucapnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan industri halal mampu berkembang pesat, sehingga menghadirkan nilai ekonomi bagi pelakunya, karena sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Baca juga: Surabaya hingga Singapura jadi rute penerbangan favorit libur sekolah
Baca juga: Terminal Petikemas Surabaya mulai terapkan ERP berbasis SAP
Kondisi tersebut menjadi dasar pihaknya bersama IKA ITS menggelar "Surabaya Halal Fest 2024".
"Acara ini merupakan hajatan dua institusi, antara IKA ITS dan Pemkot Surabaya. Kenapa digelar? Karena kami melihat industri halal sudah menjadi tren gaya hidup dan menghadirkan nilai ekonomi," kata Agus.
Pemberian sertifikat halal pada tahap ini terlebih dahulu diprioritaskan bagi UMKM yang bergerak di sektor makanan dan minuman.
"Pak Wali Kota bersama banyak pihak mempersiapkan UMKM agar produknya halal dan bisa dengan mudah diserap pasar," ujar dia.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum IKA ITS Pengurus Wilayah Jawa Timur Riva Siregar menjelaskan "Surabaya Halal Fest 2024" merupakan bentuk komitmen untuk memajukan industri halal di Indonesia, khusus Kota Surabaya.
Oleh karena itu, setelah acara tersebut digelar IKA ITS dan Pemkot Surabaya terus melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM, khsususnya yang telah mengantongi sertifikat halal, agar naik kelas.
"Ke depan tidak hanya sektor makanan dan minuman, tetapi bisa make up," kata Riva.
Terkait pelaksanaan acara, masing-masing UMKM mendapatkan gerai untuk memamerkan makan dan minuman produk usahanya.
Pihaknya juga menggandeng pihak lain, seperti Pusat Inkubasi Bisnis Syariah Majelis Ulama Indonesia (PINBAS MUI) dan Lembaga Pendampingan Proses Produk Halal (LP3H).
"Kami juga menerjunkan 100 pendamping, dari Dinkopumdag 16 pendamping. Sertifikat halal sebenarnya disediakan 2.000 kategori self declare dan khusus untuk Surabaya saja," ucapnya.
Baca juga: 25.815 penumpang KA berangkat dari Stasiun Malang saat libur sekolah
Baca juga: SPMT: "Port stay" Terminal Jamrud Surabaya turun setelah transformasi
Pewarta: Willi Irawan/Ananto Pradana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: